Bulan merupakan objek luar angkasa di sistem Tata Surya yang dapat dilihat langsung dengan mata telanjang. Telah sejak lama bulan menjadi misteri terkait bercak hitam dan cerah di permukaannya.
Dilansir Space, Jumat (1/2/2013), dongeng atau cerita anak memberikan gambaran tentang bulan yang terbuat dari keju. Namun, seperti halnya seluruh planet di sistem Tata Surya, Bulan sesungguhnya memiliki material bebatuan.
Permukaan bulan dilapisi dengan gunung api mati, kawah dan aliran lava. Bahkan, tanpa menggunakan teleskop pun beberapa kawah tersebut dapat terlihat.
Ilmuwan sejak awal berpikir bahwa bagian bercak hitam pada Bulan merupakan laut, yang dinamakan mare. Mare dalam bahasa latin diartikan sebagai "seas" atau laut.
Ilmuwan mengatakan bahwa bagian gelap tersebut bukanlah laut, tetapi area yang merupakan kolam bagi lava yang mengeras. Pada awal sejarah Bulan, interior cair cukup mampu menghasikan gunung api, meskipun dengan cepat didinginkan dan mengeras.
Lava juga berhamburan dari kerak ketika asteroid besar menabrak permukaan. Permukaan Bulan menunjukkan banyak bukti terkait tubrukan asteroid.
Di Bumi, lempeng tektonik dan erosi juga menunjukkan bukti tentang adanya hantaman asteroid di masa lampau. Akan tetapi, Bumi memiliki atmosfer yang membantu membakar batu luar angkasa tersebut sebelum sampai mendarat di permukaan.
Periode "hujan asteroid" tersebut diyakini terjadi 3,8 miliar tahun lalu. Asteroid berukuran besar dan kecil yang pernah mendarat di Bulan juga menyebabkan adanya tumpang tindih kawah dengan kawah di atas aliran lava.
Seperti di Bumi, Bulan memiliki kerak, mantel dan inti. Di bawah permukaan Bulan, mengandung besi padat yang dikelilingi besi cair yang lebih lunak. Inti luar Bulan memiliki ukuran lebar 310 mil (500 kilometer), sementara inti dalam hanya 20 persen dari tubuh Bulan keseluruhan.
0 komentar:
Posting Komentar
No sara :)