Silahkan Baca...
Di Sebuah ruangan mewah nan megah terdapat dua orang berbeda warna terlihat sedang membicarakan sesuatu yang serius mereka berdua adalah Uchiha Sasuke dan Uzumaki Naruto. Mereka berdua sepertinya membicarakan bisnis atau organisasi mafia milik Sasuke.
BRAK
Terdengar pintu yang di buka kasar oleh seseorang, Sasuke dan Naruto menghentikan pembicaraan mereka begitu mendengar pintu terbuka dan melihat siapa yang berani mengganggu pembicaraan mereka.
Di depan pintu yang terbuka disana berdiri laki-laki berambut merah bertato 'ai' di keningnya yang bernama Sabaku Gaara menatap Sasuke dan Naruto datar sambil membawa tiga berkas yang entah apa isinya. Gaara berjalan mendekati rekan serta ketuanya, dia menyerahkan berkas bermap warna ungu kehitaman pada Sasuke, lalu menyerahkan berkas berwarna merah agak pink pada Naruto sedangkan berkas yang berwarna kuning cerah masih berada di tangannya."
"Itu adalah info tentang gadis-gadis kemarin," secepat kilat Naruto dan Sasuke membuka berkas yang di serahkan Gaara. Sebenarnya yang membuka secara kilat bersemangat adalah Naruto bukan Sasuke. Sasuke membuka berkas dengan gaya kalem dan cool.
Di organisasi milik Sasuke jabatannya adalah ketua mafia meskipun dia adalah seorang ketua yang selalu di lindungi oleh bawahannya tapi tidak menutup kemungkinan kalau ia juga bisa berkelahi dan memegang senjata. Sasuke merasa jijik kalau menjadi ketua mafia tapi tidak dapat melakukan hal-hal yang ekstrim seperti berkelahi dengan tangan kosong atau senjata.
Uzumaki Naruto, dia adalah pion terdepan dari pasukan Sasuke. Bagi Sasuke, Naruto adalah Sahabat sekaligus mesin pembunuh yang terbaik bagi organisasinya. Naruto selalu mematuhi semua perintah yang Sasuke berikan. Membunuh siapa saja yang telah menghalangi jalan Sasuke. Wajah yang polos terkadang seperti orang bodoh membuat semua orang tertipu. Jika dalam mode serius dia wajahnya akan berubah menjadi datar dan Naruto adalah bertempur.
Sabaku No Gaara, Tugas Gaara hanyalah mencari informasi dari segala arah. Dia seorang informan yang handal bagi organisasi Sasuke. Kalau Sasuke sudah memberikan perintah padanya untuk mencari informasi maka Gaara akan mencari informasi itu sampai dapat hingga paling rinci. Dia tidak terlalu suka dalam berkelahi, setiap misi yang di jalankannya bersama Naruto dia selalu berdiam diri di sudut ruangan menatap aksi Naruto membunuh korbannya dengan pandangan datar. Gaara sama dengan Sasuke dapat berkelahi dan memegang senjata, hanya saja dia malas kalau mengeluarkan ilmunya di saat yang tidak diperlukan, menurutnya.
"Jadi gadis pink kemarin adalah anak dari pengusaha rumah sakit terbesar sejepang bernama Haruno Sakura?" Naruto membaca berkas berwarna merah agak pink di tangannya dengan mata berbinar-binar cerah seperti anak kecil yang di belikan permen oleh orang tuanya. Hey, kemana sifat Naruto yang serius tadi.
"Hn." Gaara dan Sasuke menanggapi celotehan Naruto menggunakan dua konsonan yang tak jelas. Naruto menggembungkan pipinya mendengar tanggapan kedua sahabatnya," Uh, jangan rusak organisasi suram ini dengan wajah datar kalian."
"Contoh lah wajahku yang ceria ini," Naruto memperlihatkan wajahnya yang ceria seperti biasanya pada dua makhluk es di depannya yang hanya menatap dirinya datar.
"Dan menjadi orang bodoh sepertimu? Tidak terima kasih."
"Kau menyakiti perasaanku Gaara."
Sasuke tidak mempedulikan perdebatan kecil antara Gaara-Naruto, dia terlalu fokus pada berkas yang berada di hadapannya. Disana terpampang informasi tentang Hinata.
'Jadi namanya Hyuuga Hinata em, berasal dari keluarga Hyuuga ya. Kelihatannya mudah. Masih berumur 16 tahun. Tidak lama lagi aku akan menjadi pemilikmu.' Tanpa sadar Sasuke mengeluarkan seringai aneh yang membuat Naruto serta Gaara yang melihatnya berdiri kaku.
"Ne, Gaara kasihan ya, gadis begaun ungu kemarin. Aku harap dia dilindungi oleh kami-sama dari serangan 'serigala mesum'."
"Kau bilang apa dobe?"
"Ti-tidak apa-apa teme," Naruto menggaruk tengkuknya yang tidak gatal tersenyum kaku menatap Sasuke.
"Aku tidak mesum sepertimu dobe."
"H-Ha'i Sasuke-sama."
"Persiapkan mobil, kita akan ke Hyuuga Corp."
"He-hey teme kau mau bergerak sekarang?"
"Hn."
"Tak kusangka gerakanmu cepat juga."
"Sudahlah Naruto cepat hubungi sopir agar menyiapkan mobil untuk kita."
"Baiklah." Naruto mengambil hp nya dari saku celana menghubungi sopir untuk menyiapkan mobil untuk pergi ke Perusahaan Hyuuga.
Mereka bertiga masuk ke dalam lift, menekan tombol menuju parkiran.
TING..
Pintu lift telah terbuka mereka bertiga di sambut oleh para anak buah yang membungkuk hormat menyambut mereka bertiga. Kalian pasti bingung kenapa Naruto dan Gaara di perlakukan hormat seperti itu padahal kan mereka anak buah Sasuke. Masih ingatkan kalau mereka berdua anak buah serta 'sahabat' Sasuke dari kecil. Jadi, Sasuke menyuruh anak buahnya yang lainnya juga menghormati Naruto dan Gaara seperti mereka menghormati Sasuke. Hem, bos yang baik. Tapi, kalau baik kenapa jadi mafia yang membunuh manusia.
"Selamat datang Sasuke-sama, Naruto-sama, dan Gaara-sama."
Sasuke, Gaara hanya membalas sapaan mereka hanya dengan menganggukan kepala pelan sedangkan Naruto membalas sapaan para anak buah Sasuke dengan senyuman lima jarinya.
"Juugo dan Suigetsu kalian ikut."
"Baik, Sasuke-sama." Juugo membuka pintu untuk Sasuke masuk ke dalam mobil. Dia memperintahkan teman-teman lainnya tinggal di sini. Yang lainnya mengangguk setuju.
Limusin mewah milik Sasuke mulai keluar dari perusahaan Uchiha Corp menuju Hyuuga Corp mengajukan permintaan yang harus di terima oleh Hyuuga Corp.
Dua puluh menit kemudian limusin yang di tumpangi oleh Sasuke telah sampai di Hyuuga Corp, sopir membuka pintu Sasuke disertai bungkukan hormat menyambut Sasuke yang sudah keluar dari mobil.
Sasuke berjalan tegap memasuki lobi Hyuuga Corp di dampingi Naruto Gaara yang berada di samping kanan kirinya. Mereka bertiga berhenti di meja resepsionis, pegawai wanita yang ada di resepsionis hanya bengong karena dia didatangi oleh ketiga laki-laki yang amat sangat tampan ini.
"Maaf Nona, apa Tuan Hiashi-san berada di ruangannya?" Naruto bertanya pada gadis resepsionis itu disertai dengan senyuman yang menawan membuat gadis tersebut bersemu merah.
"Se-se-sebentar tuan sa-saya tanyakan pada No-nona Yugao." Pegawai resepsionis menelepon sekretaris Hiashi menanyakan apa Tuan Hiashi ada di ruangannya serta memberitahukan kalau ada tamu yang ingin bertemu. Setelah selesai gadis itu menutup teleponnya dan menghadap mereka bertiga kembali.
"Tu-tuan Hyuuga ada di ru-ruangannya, Nona Yugao mempersilahkan kalian me-menemuinya ruangan direktur ada di lantai 8."
"Terima kasih manis," Mereka bertiga berjalan menjauhi bagian resepsionis menuju ruangan Hiashi di lantai 8. Para pegawai wanita yang berlalu lalang menghentikan kegiatan mereka begitu melihat ada tiga lelaki tampan di kantor mereka. Seorang wanita yang sedang mengoleskan lipstik di bibirnya langsung berhenti melakukan kegiatannya begitu ia melihat ketiga lelaki yang berjalan di depannya menuju arahnya namun lipstiknya masih berada di bibirnya.
Dia pikir mereka bertiga berjalan menghampirinya padahal mereka hanya melewati wanita itu untuk masuk kedalam lift. Wanita itu terus memandang mereka hingga menolehkan kepalanya.
SRET..
Karena menoleh ke kanan tanpa sengaja dia mencoret pipinya sendiri menggunakan lipstiknya yang tadi masih berada di bibirnya. Naruto hanya tersenyum melihat wanita yang tanpa sengaja mencoret pipinya dikarenakan terlalu terpesona dengan kita.
Lift pun tertutup, Gaara menekan tombol menuju lantai 8. Pintu lift tertutup dan lift meluncur menuju tempat yang di tuju.
"Aku tak percaya kau akan bertindak secepat ini Teme?"
"Lebih cepat lebih baik Dobe."
"Jadi apa rencanamu Sasuke?"
"Aku akan memaksa Hiashi-san menyerahkan putrinya padaku."
"Kalau dia tidak mau bagaimana Teme?"
"Kita gunakan rencana B Dobe."
"Hmm, kau hebat Teme," Naruto menepuk nepuk bahu kiri Sasuke. Mereka pun teah sampai di lantai 8, sekretaris Hiashi menyambut kedatangan mereka.
"Selamat siang."
"Hn, kami ingin bertemu dengan Hiashi." Sasuke berjalan terus tanpa mempedulikan sekretaris Hiashi yang menghalanginya. Dia langsung membuka pintu kerja Hiashi.
"Bisa kita bicara Hiashi-san."
"Maaf Hiashi-sama saya sudah menghalangi mereka masuk."
"Tidak apa-apa Yugao kembalilah ke tempatmu," Yugao menganggukan kepala, lalu menutup pintu ruang Hiashi.
"Kenapa Uchiha Sasuke menerobos pintu kerjaku?" Hiashi menatap Sasuke datar. Begitu juga Sasuke membalas tatapan Hiashi dengan tatapan datar juga.
Suasana di ruang Hiashi langsung berubah menjadi suram dan dingin. Mereka berdua, Sasuke dan Hiashi memiliki karakter yang sama. Sama-sama datar, dingin tanpa ekspresi.
"Aku menginginkan putrimu menjadi milikku, Hiashi-san." Sasuke mengatakan maksud kedatangannya di hadapannya Hiashi secara To The Point. Raut wajah Hiashi berubah menjadi keras dan Kaku.
"Maaf." Hiashi menyuruh Sasuke mengulang kembali perkataannya bukan karena dia tidak mendengarnya tapi Hiashi ingin meyakinkan kalau ia tidak salah dengar akan permintaan ngawur Sasuke.
"Aku menginginkan putrimu menjadi milikku, Hiashi-san."
"Aku tidak akan menyerahkan putriku pada mafia sepertimu sampai kapanpun."
"Oh jadi kau mengetahui profesiku lainnya?"
"Mafia sepertimu tidak pantas mendapatkan putriku."
"Jadi kau menolak permintaanku?"
"Putriku terlalu berharga untuk dimiliki oleh sampah masyarakat sepertimu." Rahang Sasuke mengatup keras, samar-samar terdengar bunyi kemeletuk gigi yang beradu menandakan kalau ia tengah marah.
"Aku selalu mendapatan apa yang aku inginkan Hiashi-san."
"Kita lihat saja nanti." Sasuke segera keluar dari ruangan Hiashi, tujuannya adalah kembali ke kantornya.
'Kau akan menyesal telah menolakku Hiashi.' Seringai kejam telah terbentuk di bibir Sasuke kelihatannya dia tengah merencanakan sesuatu demi memenuhi keinginannya yang tidak ia dapatkan dengan cara apapun baik secara 'halus ataupun kasar'.
"Kita kembali ke kantor."
"Baik." Naruto dan Gaara tidak berani menggangu Sasuke saat ini. Mereka berdua tahu kalau sekarang mood Sasuke benar-benar buruk setelah peristiwa penolakan yang dilakukan oleh Hiashi. Naruto menghela nafas pelan.
"Sepertinya aku akan membunuh orang lagi."
Gaara hanya diam tanpa mau menanggapi celetukan Naruto, sebetulnya Gaara setuju dengan perkataan Naruto, sepertinya ia juga akan menyaksikan sebuah keluarga yang akan terbunuh 'lagi'.
To Be Continue
A/N : Akhirnya chap 3 selesai juga *nabur bubuk gatal.. Gomen..gomen kalau terkesan lama updatednya, karena saya terlalu fokus dengan event yang akan di adakan. Sekali lagi gomen sebesar-besarnya...
Oh ya ada reader yang mengatakan kalau cerita saya ini menjiplak cerita Sasu Saku yang entah apa judulnya. Di sini saya akan menegaskan sesuatu, bahwa Saya, Moku-chan selama kenal dengan fanfic selama 1 tahun tidak pernah sekalipun saya membaca cerita SasuSaku sekalipun! Itu berarti tidak pernah! Ingat ya Tidak Pernah..
Jadi kalau ada reader yang mengatakan lagi klu saya jiplak cerita SasuSaku maka tidak akan saya pedulikan karena saya sudah menjelaskan disini kalau anda tetap ngotot ya sudah terserah.
Oh ya aku juga mau promosi nih, bagi anda pecinta SasuHina Lover dan mempunyai Whatsapp anda bisa bergabung dalam group di Whatsapp dengan menghubungi nomor ini, 082140212021.. Ditunggu ya..
Balasan Review :
Namikazevi : maaf kalau updatednya lama, tapi ini udah updated chap 3..
Briesies : tenang nanti saya ceritakan satu persatu perjuangan para cowok-cowok mendapatkan keinginan mereka.
Semuttt : eh gitu ya? Gomen kalau agak membosankan *bungkuk minta maaf saya akan berusaha sebaik mungkin untuk lebih baik.. jangan sungkan untuk mengkritik saya kalau masih ada kekurangan.
Reverie Lence : Lanjut donk.
N : hahaha iy kamu kan ngagenin... hehehe... terima kasih ya atas dukungannya...
Aisanoyuri : salam kenal juga gomen gak bisa updated kilat..
Guest : iya, ta-tapi kan gaara juga sama-sama bonekanya, boneka 'panda' hehehe...
Sekian cuap-cuap dari saya, selesai baca silahkan tinggalkan jejak-jejak review... sampai jumpa di next chap jaa ne..
0 komentar:
Posting Komentar
No sara :)