ENERGI‑ENERGI: MAILAIKAT DAN JIN
Alam semesta, selain objek‑objek materi,
 juga mengandung energi‑energi dalam bentuk listrik, magnetisme, panas, 
cahaya, dan sebagainya. Al‑Qur'an, di samping membahas alam semesta yang
 berupa materi, juga menggunakan kata‑kata yang terkenal seperti 
matahari, bulan, bintang‑bintang, dan sebagainya, sedangkan pokok 
bahasan mengenai energi tampaknya dibahas dalam istilah‑istilah seperti 
malaikat‑malaikat dan jin, yang sangat tidak dikenal dalam sains.
Malaikat‑malaikat, menurut pemyataan Nabi MuhammadShallallahu 'Alaihi wa Sallam yang diriwayatkan oleh Muslim, dicipta dari نو ر  (nur)1) Kata nur yang
 biasanya diterjemahkan dengan sinar, sebagaimana dikemukakan 
sebelumnya, bisa juga berarti energi radian. Selain itu, kata‑kata Arab ملك  (Malak) yang diterjemahkan dengan malaikat juga berarti perasaan kuat, kekuatan atau energi.
Mengenai jin Al‑Qur'an menyatakan:
"Dan Dia [Allah] telah mencipta Jin dari gelombang panas yang dikeluarkan oleh api.2) "
Sesuatu yang dikeluarkan oleh api, dalam terminologi sains, berarti sinar‑sinar infra atau energi panas.
Dengan mengacu informasi tersebut di 
atas, mungkinkah para malaikat dan jin itu tersusun dari beberapa 
bentuk energi radian yang tidak dapat kita persepsi melalui 
indera‑indera fisik kita tetapi yang ada memberikan pengaruhnya 
terhadap kita tanpa kita sadari, sebagaimana sinar X, yang menembus 
daging manusia tetapi tidak menimbulkan rasa apa‑apa pada manusia yang 
bersangkutan?
Energi Radian
Energi, menurut sains, bisa dikaitkan 
dengan materi sebagai energi kimia, energi mekanik, dan lain‑lainnya, 
atau bisa ada tanpa adanya materi, yakni di ruang kosong sebagai energi 
radian, yang contoh paling terkenalnya adalah cahaya.
Energi radian atau radiasi 
elektromagnetik ditampilkan dalam bentuk gelombang‑gelombang yang sama 
dengan gelombang‑gelombang yang terjadi di permukaan air ketika 
terganggu oleh batu yang dijatuhkan atau oleh angin. Ada bermacam‑macam 
bentuk energi radian, yang berbeda‑beda satu sama lain dalam panjang 
gelombangnya (jarak antara satu puncak gelombang dan puncak gelombang 
lainnya) dan frekuensinya jumlah gelombang yang timbul selama satu 
detik). Rentang frekuensi‑frekuensi dan panjang gelombang‑gelombang itu 
sangat besar dan angka‑angka yang menunjukkannya bisa sangat besar atau 
sangat kecil, sebagai konsekuensinya angka‑angka itu harus dinyatakan 
dalam 10 macam kekuatan seperti dijelaskan berikut ini:
| 
 
Panjang gelombang dalam mtr. 
 | 
 
Nama Radiasi Elektromagnetik 
 | 
 
Frekuensi Kilo saikel per detik 3 
 | 
| 
 
10-13 - 10-15 
 | 
 
Sinar Kosmik 
 | 
 
1019 - 1020 
 | 
| 
 
10-11 - 10-13 
 | 
 
Sinar Gama 
 | 
 
1017 - 1019 
 | 
| 
 
10-8 - 10-11 
 | 
 
Sinar X 
 | 
 
1014 - 1017 
 | 
| 
 
10-6.5 - 10-8 
 | 
 
Sinar Ultra Violet 
 | 
 
1012 - 1014 
 | 
| 
 
10-6 - 10-6.5 
 | 
 
Sinar yang terlihat 
 | 
 
1011.5 -1012 
 | 
| 
 
10-4 - 10-6 
 | 
 
Sinar Infra Merah 
 | 
 
109 - 1011.5 
 | 
| 
 
104 - 10-4 
 | 
 
Frekuensi Radio 
 | 
 
102 - 109 
 | 
| 
 
107 - 104 
 | 
 
Frekuensi Audio 
 | 
 
0.1 - 102 
 | 
3) Satu Kilosaikel adalah 1.000 gelombang per detik
  Spektrum 
elektromagnetik yang diringkaskan di atas menunjukkan bahwa 
panjang-panjang gelombang berkisar mulai dari seperjuta-juta milimiter 
hingga beberapa ratus kilometer dan frekuensi-frekuensinya berkisar 
mulai 100 gelombang per detik hingga 1020 gelombang per 
detik. Dalam cakupan panjang dari panjang-panjang gelombang dan 
frekuensi-frekuensi ini, cahaya yang terlihat menenmpati porsi yang 
sangat besar. Ini berarti bahwa mata kita bersifat sensitif terhadap 
radiasi elektromagnetik yang sangat kecil sekalipun dan tidak sensitif 
terhadap porsi besar, yang dengan jelas menunjukkan keterbatasan 
indera‑indera fisik kita dan membuktikan bahwa hal‑hal yang tidak dapat 
dipersepsi oleh indera‑indera fisik kita bisa saja dan memang 
benar‑benar ada.
 Malaikat‑malaikat
Allah berfirman:
Segala puji bagi Allah. Dialah yang 
telah mencipta langit‑langit dan bumi. Dia yang telah menjadikan 
malaikat‑malaikat sebagai utusan‑utusan yang memiliki dua, tiga dan 
empat buah sayap4. 'QS. 35: 1.
Pesan‑pesan kita disampaikan dengan 
sarana‑sarana radiasi elektromagnetik melalui radio, televisi, telepon, 
teleprinter, dan sebagainya. Ayat Al‑Qur'an yang dikutip di atas, yang 
menggambarkan para malaikat sebagai utusan-utusan, mendukung pandangan 
bahwa para malaikat tersusun dari energi radian karena para malaikat 
itu, menurut Al‑Qur'an, dan radiasi elektromagnetik menurut sains, 
menyampaikan pesan‑pesan. Kata‑kata Arab جناح (janah)
 yang diterjemahkan dengan sayap juga dipergunakan untuk pengertian 
kekuatan, yang dalam pengertian itu, para malaikat juga dapat dianggap 
sebagai utusan‑utusan yang memiliki berbagai atau beberapa macam 
kekuatan.
Apakah keempat sayap atau kekuatan yang 
disebut dalam ayat Al‑Qur'an tersebut di atas menunjukkan makna keempat 
kekuatan pokok di alam?. Hal ini akan dibahas lebih lanjut di bagian 
belakang.
 Sesungguhnya orang‑orang yang 
mengatakan, 'Tuhan kaini adalah Allah,' kemudian dia berpegang teguh 
dengan pendirian mereka maka turunlah kepada mereka para malaikat 
[seraya mengatakan], 'Janganlah kamu merasa takut dan jangan bersedih; 
dan gembirakanlah mereka dengan syurga yang telah dijanjikan Allah untuk
 kamu. Kamilah pelindung‑pelindungmu dalam kehidupan di dunia dan di 
akhirat. Di dalamnya kamu akan mendapatkan apa yang kamu inginkan dan 
juga memperoleh apa yang kamu minta; sebagai hiburan yang diturunkan 
oleh [Allah] yang Maha Pengampun lagi Maha Pengasih.(41: 30-32)
Apakah kita pemah mendengar, merasakan 
atau menyadari pesan para malaikat ini: 'Kamilah pelindung‑pelindungmu 
dalam kehidupan di dunia (ini)' Pesan ini diberikan kepada orang‑orang 
yang mengatakan: 'Tuhan kami adalah Allah." dan kemudian dia berpegang 
teguh dengan pendirian mereka itu. Kapan saja, karena beriman kepada 
Allah, kita ingat dengan‑Nya, beribadah kepadaNya atau berbuat baik, 
kita akan mendapatkan kepuasan tertentu, ketenangan, [atau] sejenis 
kedamaian pikiran. Apakah pengalaman atau perasaan ini disebabkan oleh 
turunnya para malaikat yang membawa pesan itu dan interaksi mereka 
dengan pikiran manusia yang merupakan pusat segala macam penerimaan? 
Ayat‑ayat Al‑Qur'an berikut ini memberikan tambahan penjelasan mengenai 
hal ini.
 [Ingatlahl ketika Tuhanmu 
mewahyukan kepada para malaikat, "Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka 
teguhkanlah [pendirian] orang‑orang yang beriman itu." Kelak akan Aku 
jatuhkan rasa takut ke dalam hati orang‑orang kafir. Sebab itu 
penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap‑tiap ujung jari mereka. 
(8:12)
 Kemudian Allah menurunkan 
ketenangan‑Nya kepada Rasul‑Nya dan kepada orang‑orang beriman. Dan Dia 
menurunkan tentara‑Nya yang tidak kamu ketahui dan menurunkan siksa 
kepada orangorang kafir. Dan itulah balasan kepada orang‑orang kafir 
itu.'[9:26]
Dalam momentum‑momenturn kita yang 
tragik dan meresahkan kita berdoa dan memohon pertolongan Allah, dan 
sangat sering terjadi bahwa setelah kita berdoa kita kelihatan memiliki 
energi yang segar, harapan dan kepercayaan diri. Apakah kondisi jiwa 
kita itu disebabkan oleh interaksi para malaikat dengan pikiran dan hati
 kita, dalam bentuk energi radian?
Mengenai masalah kematian, Al‑Qur'an menyatakan:
 Katakanlah [Muhammad], 'Malaikat 
maut yang diserahi untuk [mencabut] nyawamu mematikanmu. Kepada 
Tuhanmulah kamu akan dikembalikan.'[32:11]
Kematian bisa disebabkan oleh radiasi 
yang berat melalui penghancuran sel‑sel tubuh manusia. Dalam pengobatan 
kanker, bagian [tubuh] pasien yang rusak dikenakan radiasi yang 
menghancurkan sel‑sel kanker itu. Apakah malaikat maut itu terbentuk 
dari energi radian, yang menyebabkan kerusakan sebagian organ vital 
tubuh manusia, seperti sistem saraf pusat, yang akhirnya mengakibatkan 
kematian? Radiasi elektrornagnetik mernang menghasilkan anestesia pada 
tikus‑tikus dan obat ini menyebabkan manusia tidak sadar, [dan] dosisnya
 yang berlebihan bisa menyebabkan kernatian.
Al‑Qur'an, mengenai malaikat‑malaikat sebagai sahabat‑sahabat manusia, menyatakan:
Baginya [manusia] ada 
[malaikat‑malaikat] yang mengikutinya secara bergiliran di depan dan di 
belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah [13:11]
Kita belum pernah menyadari tentang para
 malaikat yang menemani kita ini, tetapi pada kesempatan‑kesempatan 
tertentu, misalnya ketika menyelamatkan diri dari kecelakaan‑kecelakaan 
yang serius kita benar‑benar merasakan adanya sejumlah kekuatan 
eksternal yang menyelamatkan kita dari lindasan mobil atau terjatuh ke 
dalam jurang.
Mengenai perbuatan‑perbuatan kita, Al‑Qur'an menyatakan:
 Dan sesungguhnya terhadap kamu ada 
[malaikat‑malaikat] yang mengawasi, yang mencatat 
[pekerjaan‑pekerjaanmu]. Mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan 
[82:10-12]
Kita memiliki alat‑alat seperti 
pita‑pita rekaman, kaset-kaset video, dan kamera‑karnera yang merekam 
suara-suara dan tindakan‑tindakan kita. Ini adalah alat‑alat elektronik 
yang mempergunakan radiasi elektrornagnetik. Apakah sulit bagi Allah, 
Sang Pencipta kita, mengatur alat‑alat semacam itu dalam bentuk 
malaikat‑malaikat yang tidak terlihat? Apakah malaikat‑malaikat ini 
ditugaskan sebagai perekam‑perekam, membantu kita mengumpulkan kembali 
sejumlah peristiwa di masa lampau sebagaimana penyimpan rekaman di suatu
 kantor yang membantu mengeluarkan arsip lama? Sangat boleh jadi ingatan
 kita tidak menyimpan apa‑apa tetapi alat perekam para malaikat itu 
berhubungan dengan kita.
Mengenai tugas‑tugas lain para malaikat, Al‑Qur'an menyatakan:
Ya. Bila kamu tetap sabar dan 
bersiap siaga, dan mereka menyerang kamu seketika itu juga, niscaya 
Allah menolongmu dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda. Maka 
sesungguhnya Allah adalah Pelindungnya [Muhammad], dan Jibril dan 
orang‑orang mu'min yang baik; dan selain itu para malaikat pun adalah 
penolongnya juga. [66:4]
Wahai orang‑orang yang beriman! 
Jagalah dirimu sekalian dan orang‑orangmu dari [siksa] neraka yang bahan
 bakarnya adalah manusia dan batu. Di atasnya ada malaikat-malaikat 
yang keras dan kejam. Mereka tidak berbuat ma'siyat kepada Allah 
terhadap apa yang diperintahkan‑Nya kepada mereka dan mereka mengerjakan
 apa yang diperintahkan kepada Mereka.[66:6}
Para malaikat dan ruh turun atas 
izin Tuhan. Mereka membawa [program mengenai] segala hal. Disertai 
kedamaian hingga saat terbit faJar. [97:4-5]
Dari ayat‑ayat yang dikutip di atas 
terbukti bahwa disamping tugas‑tugas lain yang tidak diberitahukan 
kepada kita, para malaikat mengkomunikasikan pesan‑pesan Allah, menjaga 
keselamatan manusia, mencatat perbuatan-perbuatan mereka, menghukum dan 
membantu, membawa kematian, menjaga neraka dan turun [ke bumi] dengan 
membawa berbagai macam urusan. Dengan demikian tampaknya para malaikat 
merupakan utusan‑utusan yang melaksanakan pekerjaan tetapi tidak tampak 
sebagai materi di alam sehingga kita tidak dapat melihat mereka dalam 
bentuknya yang normal. Bagi ilmuwan segala sesuatu yang mampu 
melaksanakan pekerjaan adalah energi, yang juga mendukung pandangan 
bahwa para malaikat adalah bentuk‑bentuk energi atau makhluk tertentu 
yang melakukan peran berbagai macam energi. Barangkali mereka seperti 
para eksekutif dalam pernerintahan yang dipimpin oleh Allah yang 
hasil‑hasil kinerjanya dapat dilihat tetapi pelaku‑pelaku aktualnya 
tidak terlihat.
 Jibril
Mengenai [malaikat] Jibril yang juga disebut الروح [Ar‑ruh] atau Jiwa, menyatakan:
Mereka bertanya kepadamu [Muhammad] 
tentang Ar‑Ruh. Katakanlah bahwa Ar‑Ruh itu salah satu di antara urusan 
Tuhanku. Pengetahuan yang diberikan kepadamu [mengenai hal itu] hanya 
sedikit. [17:85]
 [Orang‑orang yang beriman kepada 
Allah dan Hari Kiamat] ... adalah mereka yang dalam hati mereka telah 
ditulis iman [oleh Allah] dan telah dikukuhkan‑Nya dengan Ruh 
daripada‑Nya."[58:22]
 Dialah [Allah] Yang meningkatkan 
beberapa derajat, Yang memiliki 'Arsy [singgasana alam semesta]. Dialah 
yang menurunkan Ar‑Ruh membawa urusan‑Nya kepada sebagian 
hamba‑hambaNya yang dikehendakiNya untuk mengingatkan mereka akan Hari 
Pertemuan.[40:15]
Dengan demikian Jibril yang tampaknya 
merupakan utusan untuk berkornunikasi, adalah energi yang mengilhami 
manusia. Jadi sebagaimana halnya dengan mata yang sensitif terhadap 
corak radiasi elektrornagnetik tertentu (cahaya), hati para nabi pun 
tampaknya sensitif terhadap komunikasi dengan Allah yang dikirimkan 
melalui Jibril (Ar‑Ruh) yang juga terbukti dari ayat‑ayat Al‑Qur'an berikut ini.
Dan sesungguhnya [Al‑Qur'an] itu 
diturukan daripada Tuhan Penguasa seluruh alam semesta. Ar‑Ruh yang 
terpercaya menurunkannya kepada hatimu [Muhammad] agar kamu menjadi 
salah seorang pembawa peringatan dengan bahasa Arab yang 
jelas.[26:192-195]
Dalam sistem penyiaran radio (broadcasting system], gelombang‑gelombang
 suara dikonversi menjadi gelombang‑gelombang elektromagnetik, yang 
mentransformasikan kembali menjadi gelombang‑gelombang suara pada 
pesawat penerima, yaitu radio. Apakah pesan Allah yang dikornunikasikan 
itu dilakukan dengan cara yang sama, dalam hal ini Jibril mengilhami 
hati para rasul yang kemudian mentransformasikan ilham ini menjadi 
kata‑kata dalam bahasa yang mereka tuturkan, yaitu bahasa Arab dalam 
kasus Nabi Muharnmad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam? Sistem 
penyiaran radio, televisi, telepon, teleprinter dan sebagainya yang 
merupakan alat‑alat untuk menyalurkan radiasi elektrornagnetik, adalah 
alat‑alat bikinan manusia. Apakah Allah, Sang Maha Pencipta, tidak mampu
 membikin alat‑alat yang sama atau lebih baik dan tidak dapat dilihat 
itu?
Al‑Qur'an, Taurat dan Beibel
Al‑Qur'an yang memberi informasi mengenai berbagai komunikasi Allah, menyatakan sebagai berikut.
Dan demikianlah Kami telah 
mewahyukan kepadamu [meIalui] Ruh sebagian perintah Kami. Kamu tidak 
mengetahui apa [isi] Al-Kitab itu dan [juga] apakah iman itu. Akan 
tetapi Kami jadikan ia sebagai sinar yang dengannya Kami menunjukkan 
jalan kepada sebagian hamba Kami yang Kami kehendaki, dan sesungguhnya 
engkau [Muhammad] pasti akan menunjukkan kejalan yang lurus.[42:45]
Sesungguhnya Kami telah menurunkan [Kitab] Taurat yang di dalamnya ada petunjuk dan cahaya.[5:44]
 ... dan Kami telah memberikan kepadanya [Isa, Jesus] Kitab Injil yang didalamnya terdapat petunjuk dan cahaya.[5:46]
Al‑Qur'an, Taurat dan Injil dikatakan 
memiliki cahaya, atau radiasi. Bagi orang awam ini berarti cahaya 
(sinar) yang membantu menemukan jalan yang benar, tetapi bagi pengkaji 
sains kata‑kata نور [Nur] memiliki
 arti energi radian. Al‑Qur'an bila dibaca akan memberikan berbagai efek
 pada hati. Apakah pembacaan Al-Qur'an itu mentransfer 
gelombang‑gelombang suara menjadi radiasi elektrornagnetik jenis 
tertentu yang mempengaruhi hati pendengamya sehingga menimbulkan 
perasaan yang tidak dapat diungkapkan dengan kata‑kata ‑ suatu perasaan 
yang kadang‑kadang membuat orang menangis, bahkan mereka yang sama 
sekali tidak memahami makna yang mereka dengar itu?
Ayat‑ayat Al‑Qur'an berikut ini tampaknya mendukung pandangan ini.
Dan Kami telah menurunkan melalui Al‑Qur'an bahwa ia merupakan obat dan rahmat bagi orang‑orang yang beriman. [17:82]
Wahai ummat manusia! Sungguh telah 
datang nasihat dari Tuhanmu dan obat bagi [penyakit] hati dan petunjuk 
serta rahmat bagi orang‑orang yang beriman. [10:57]
 Dan ketika mereka mendengar apa 
yang diturunkan kepada Rasul engkau melihat mata mereka menggenang air 
mata karena mereka mengetahui sebagian dari kebenaran itu [5:83]
Kenyataan yang sangat terkenal bahwa 
beberapa penyakit jasmani dan ruhani disembuhkan dengan beberapa jenis 
radiasi elektrornagnetik tertentu. Al‑Qur'an dikatakan sebagai penyembuh
 bagi [penyakit] yang ada dalam hati. Apakah pembacaan Al‑Qur'an, 
sebagaimana dinyatakan di atas, menimbulkan jenis radiasi 
elektromagnetik tertentu. (atau Nur) yang menyembuhkan penyakit-penyakit spiritual, yakni kejahatan yang ada dalam hati?
Daya‑daya Pokok di Alam
Sains sejauh ini hanya menemukan empat 
macam daya (tenaga) pokok yang bisa menjelaskan semua gejala alam: (1) 
Daya gravitatif, (2) Daya listrik, (3) Daya nuklir yang kuat (strong 
nuclear force), dan (4) Daya kehancuran beta yang lemah (weak beta decay
 force).
 Al‑Qur'an dalam hal ini menyatakan:
 Dan milik Allahlah pasukan‑pasukan [daya‑daya] langit dan bumi.[48:4]
Menurut kepercayaan‑kepercayaan Islam yang populer ada empat malaikat penting yang melaksanakan tugas-tugas sebagai berikut:
- 
1. IsrafiI: membunyikan terompet untuk mengakhiri alam semesta.
 - 
2. Jibril: mengkomunikasikan pesan‑pesan Allah.
 - 
3. Mikail : bertugas mengatur hujan, angin dan sebagainya.
 - 
4. lzra'il: menyebabkan kematian.
 
Kami sudah mengemukakan pendapat bahwa 
para malaikat sebagai energi‑energi atau makhluk‑makhluk yang 
menjalankan [tugas] berbagai macam energi, dan karena semua daya adalah 
milik Allah, maka marilah kita Iihat apakah kita dapat mengkorelasikan 
tugas‑tugas keempat malaikat yang penting itu dengan keempat daya alam 
yang pokok itu.
1. Gravitasi - Israfil 
Semua benda langit dan objek‑objek yang 
ada di permukaannya masing‑masing terikat bersama oleh daya gravitasi. 
Jika daya gravitasi itu diperbesar maka segala sesuatu akan terkumpul 
bersama dan alam semesta akan hancur dan jika ia diperkecil maka segala 
sesuatu akan terpisah [dan] berterbangan ke mana‑mana. Apakah Israfil 
yang menjalankan tugas daya gravitasi, yang sekarang menjaga segala 
sesuatu dalam keseimbangan tetapi, jika atas perintah Allah, akan 
memperbesar daya ini sehingga menyebabkan semua benda langit 
terkonsentrasi di satu tempat untuk mengakhiri alam semesta dan kemudian
 mereduksi daya gravitasi itu yang akan menyebabkan terciptanya kembali 
alam semesta itu? Mekanisme berakhirnya dan terciptanya kembali alam 
semesta itu merupakan tema utama dalam teori Oscillating Universe [atau
 Teori Ledakan Hebat] dan sangat boleh jadi bersesuaian dengan peniupan 
terompet dua kali untuk mengakhiri dan mencipta kembali alam semesta, 
sebagaimana dinyatakan dalam Al‑Qur'an sebagai berikut.
Dan akan ditiupnya terompet 
[struktur alam semesta] itu sehingga siapa saja yang ada di 
langit‑langit dan bumi akan jatuh tidak sadarkan diri kecuali 
orang‑orang yang dikehendaki Allah. Kemudian akan ditiupnya terompet itu
 untuk kedua kalinya sehingga mereka akan berdiri melihat.[39:68]
Daya Listrik ‑ Jibril
Telekomunikasi pada hakikatnya bersifat 
elektrik. Apakah Jibril menjalankan semua tugas daya listrik di alam, 
atau telekomunikasi sebagai satu‑satunya bagian tugasnya?
Daya Nuklir yang Kuat - Mikail 
Panas dan cahaya yang kita terima dari 
matahari adalah akibat dari reaksi‑reaksi nuklir yang terjadi di 
dalamnya. Cahaya dan panas matahari mendukung kehidupan di muka bumi. 
Panas menguapkan air untuk membentuk awan‑awan, menyebabkan terjadinya 
perbedaan‑perbedaan temperatur yang mengakibatkan gerakan angin, yang 
mendorong awan‑awan dan percikan‑percikan hujan. Apakah Mikail bertugas 
menjalankan [reaksi] semua daya nuklir di alam, termasuk [reaksi‑reaksi]
 nuklir yang terjadi di matahari itu?
 Transformasi Energi menjadi Materi
Sebelumnya kita sudah mengetahui bahwa 
materi dan energi bisa saling dikonversikan. Jika para malaikat adalah 
energi‑energi, maka apakah mereka pemah mengambil bentuk materi? Dalam 
kaitan ini marilah kita kaji ayat-ayat Al‑Qur'an berikut ini.
Dan para utusan Kami telah datang 
kepada Ibrahim membawa berita gembira. Mereka mengatakan, 'Selamat.' 
Selamat' kata Ibrahim dan dia pun tanpa mengulurulur waktu menyuguhkan 
daging anak sapi yang dipanggang. Kemudian ketika melihat bahwa tangan 
mereka tidak dapat menjamahnya, dia pun menganggap perbuatan mereka aneh
 dan merasa takut kepada mereka ...[11:69:70]
Kemudian Kami kirimkan kepadanya 
[Maryam] Ruh Kami, maka ia pun menjelma di depan matanya seperti manusia
 yang sebenarnya.[19:17]
Dalam kisah sejarah Nabi Lut a.s. 
[11:77-81] juga, para utusan dikatakan telah datang dalam bentuk 
manusia. Melalui hadis‑hadis yang terkenal dan sahih kita mengetahui 
bahwa Jibril muncul sebagai manusia di depan Nabi Muhammad saw. dan para
 sahabatnya.
Ayat‑ayat AI‑Qur'an yang dikutip di atas
 mendukung pendapat bahwa para malaikat dan Ruh itu merupakan 
bentuk‑bentuk energi radian yang berbeda‑beda karena mereka juga dapat 
berubah menjadi bentuk‑bentuk materi sebagaimana energi berubah menjadi 
materi.
 Jin
Mengenai jin Al‑Qur'an menyatakan:
Dan jin telah Kami cipta sebelumnya dari gelombang api yang sangat panas.[15:27]
 Dan di antara jin‑jin itu ada yang bekerja untuknya atas izin Tuhannya. [34:12]
Ayat‑ayat Al‑Qur'an ini memberikan kesan
 kepada kita bahwa jin pun, sebagaimana para malaikat, merupakan energi 
radian dan diberi pekerjaan oleh Allah.
Di banyak tempat dalam Al‑Qur'an, 
jin‑iin itu disebut bersama‑sama dengan manusia dan pada satu tempat 
tujuan utama penciptaan mereka disebutkan sebagai berikut.
Sesungguhnya Aku tidak mencipta Jin dan manusia kecuali agar [mereka] beribadah kepada‑Ku." [51:56]
Dalam bidang Fisika Quantum sudah 
ditunjukkan bahwa sebuah photon tunggal (partikel cahaya) atau sebuah 
elektron, bisa dijatuhkan di sebuah layar yang memiliki dua buah lubang 
sempit, kita mendapatkan pola penerimaan sinyal yang memberikan kesan 
bahwa photon atau elektron tunggal menerobos melalui kedua lubang itu 
secara simultan. Bagi setiap pengamat yang melihat photon atau elektron
 itu datang melalui salah satu di antara lubang‑lubang itu, maka ada 
pengamat lain di dunia lain yang melihatnya melalui bagian integral 
eksperimen itu dan tidak ada sesuatu pun bila ia tidak dipersepsi. Kedua
 pengamat itu. sama‑sama benar. Alam semesta membagi dirinya menjadi 
dua. Apakah pengamat lain itu Jin yang berhubungan dengan manusia 
tertentu itu?
Diriwayatkan oleh lbnu Mas'ud bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam
 pernah berabda: 'Tidak ada seorang pun di antara kamu tetapi ada yang 
bertugas mengawasinya, seorang sahabat di antara Jin‑jin dan seorang di 
antara para Malaikat. [HR Muslim]
 Syetan
Mengenai syetan atau Iblis, Al‑Qur'an menyatakan:
Dia [Iblis] berkata, 'Saya lebih 
baik daripada dia [manusia, Adam] Engkau mencipta saya dari api dan 
Engkau mencipta dia dari tanah liat.[7:12] Maka mereka [para malaikat] 
pun bersujud [kepada] Adam, kecuali Iblis. Dia adalah dari Jin dan 
kemudian mereka membangkang perintah Tuhannya. [7:12]
 Mereka [Iblis] berjanji kepada 
mereka [manusia] dan membangkitkan angan‑angan kosong kepada mereka. 
Sesungguhnya yang dijanjikan oleh Syetan kepada mereka hanyalah tipu 
daya."[4:120]
 ... sehingga Dia [Allah] menjadikan
 apa yang disampaikan oleh Syetan itu cobaan bagi orang‑orang yang 
hatinya berpenyakit dan yang hatinya keras."[22:53]
Ayat‑ayat Al‑Qur'an ini menunjukkan 
bahwa Iblis juga dicipta dari bentuk energi yang sama sebagaimana Jin. 
Dia tersusun dari energi dan manusia dari materi. Barangkali karena 
menyadari kemungkinan bisa terjadinya antaraksi antara materi dan 
energi, maka dia menyatakan: 'Saya akan menyesatkan mereka [manusia] dan
 menggoda mereka dengan kesenangan-kesenangan semu. ' Beberapa jenis 
penyakit jasmani disebabkan oleh bibit‑bibit penyakit yang tidak 
terlihat, sama halnya dalam penyakit-penyakit kehidupan spiritual di 
hati disebabkan oleh Iblis. Penyakit‑penyakit jasmani disembuhkan dengan
 obat dan dalam beberapa kasus, dengan radiasi elektromagnetik, maka 
demikian pula halnya dengan penyakit‑penyakit hati, sebagaimana 
dinyatakan sebelumnya, bisa disembuhkan dengan Al‑Qur'an, yang 
dinyatakan sebagai 'Nur' dan dipahami dengan makna energi radian.
Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam
 dilaporkan pemah bersabda, sebagaimana disebutkan sebelumnya, seorang 
Jin dan seorang Malaikat menemani setiap orang. [HR Muslim] Sangat boleh
 jadi Malaikat itu membisikkan ke dalam hati manusia gagasan‑gagasan 
yang baik dan Jin dengan gagasan‑gagasan jahat. Bisikan atau ilham dari 
Malaikat itu mungkin berupa apa yang kita sebut kesadaran yang membantu
 membedakan antara yang baik dan buruk dan mendorong kita untuk berbuat
 baik dan [bisikan] Syetan boleh jadi berupa keinginan jahat kita yang 
menimbulkan pikiran‑pikiran jahat dan yang menggoda kita untuk melakukan
 kejahatan. Dua corak bisikan atau ilham ini adalah penyebab-penyebab 
utama semua tindakan dan perbuatan manusia, salah satunya menuju ke 
surga dan yang lain ke neraka.
Hubungan antara Manusia, Malaikat dan Jin
Penyataan bahwa hati atau jiwa kita 
sensitif terhadap bisikan atau ilham atau, dengan bahasa sains, terhadap
 radiasi elektromagnetik, melalui Jiwa, para Malaikat, Jin atau Syetan, 
tidak berarti bahwa hati atau jiwa manusia berisi instrumen‑instrumen 
seperti transmitter, amplifier, transformer, dan sebagainya. la
 hanyalah berarti bahwa pekerjaan‑pekerjaan yang dilakukan oleh 
alat‑alat ini atau alat‑alat lain di dunia materi dilakukan oleh hati 
dan atau jiwa di dunia spiritual disamping fungsi-fungsinya yang lain, 
jiwa manusia adalah komputer terbaik di muka bumi. Ini tidak berarti 
bahwa otak itu sama dalam konstruksinya dengan komputer elektronik; ia 
hanya berarti bahwa otak melaksanakan pekerjaan‑pekerjaan yang sama 
dengan yang dikerjakan oleh komputer elektronik. Otak dan komputer 
berbeda ukurannya, mekanismenya dan konstruksi materialnya, namun sifat 
pekerjaan yang dilakukannya sama.
Dengan demikian manusia tampaknya 
merupakan perpaduan yang erat antara gejala‑gejala materi dan energi. 
Keyakinan pada hakikatnya bersifat spiritual dan para Malaikat merupakan
 hal penting dalam keyakinan Muslim sebagaimana terbukti dari ayat 
Al‑Qur'an berikut ini.
Akan tetapi kebaikan itu adalah 
siapa saja yang beriman kepada Allah, Hari Akhir, para malaikat 
kitab‑kitab [Allah] dan para nabi [Allah].[2:177]
Keyakinan atas adanya para Malaikat, 
dalam semua pengertian yang sudah dikemukakan sejauh ini, berarti 
keyakinan atas adanya energi‑energi berikut efekefeknya dan bahwa 
energi‑energi ini sudah dicipta oleh Allah, yang perbedaamya hanya dalam
 nama‑namanya saja. Al-Qur'an lebih lanjut menyatakan sebagai berikut.
 Dan [ingatlah] ketika Kami 
berbicara dengan para malaikat 'Bersujudlah kamu sekalian kepada Adam!' 
Maka mereka pun bersujud kecuali Iblis. Dia enggan melakukannya dan 
bersombong diri. Dan dia tennasuk kelompok kafir.[2:34]
Menurut ayat Al‑Qur'an tersebut di atas 
para malaikat disuruh bersujud kepada Adam as. Sernuanya taat kecuali 
Iblis. Ini berarti bahwa IbIis juga diakui sebagai malaikat, tetapi 
menurut ayat lain dalam Al‑Qur'an [18:50], Iblis dinyatakan sebagai Jin.
 Dengan memperhatikan makna ini, katakata Arab ملائكة [Mala'ikah], jamak dari kata ملك [Malak]
 untuk makhluk Malaikat tampaknya mempunyai makna energi‑energi yang 
dalam hal ayat Al‑Qur'an tersebut di atas, berarti semua energi 
diperintah oleh Allah untuk bersujud [tunduk] kepada manusia, dan 
semuanya mematuhi kecuali energi jahat, yaitu IbIis. Manusia ditugaskan 
untuk mengendalikan berbagai energi itu karena[nya] Allah memerintah 
energi‑energi itu untuk tunduk di bawah kontrolnya [manusia]. Karena itu
 penghargaan terhadap kemajuan yang dicapai dalam sains dan teknologi 
kembali kepada Allah dan bukan kepada manusia. Karena hak untuk 
memerintah berbagai energi itu bukan merupakan keberhasilan manusia, 
maka meletakkan energi yang jahat, yakni Syetan, di bawah kontrolnya 
sajalah yang merupakan keberhasilannya. Sebenamya inilah satu-satunya 
tantangan yang dihadapkan kepadanya. Apakah kita tidak akan melakukan 
usaha secara sungguh‑sungguh ke arah ini dengan mengikuti 
perintah‑perintah yang terkandung dalam Al‑Qur'an?





0 komentar:
Posting Komentar
No sara :)