Jumat, 08 Maret 2013

METEORIT "INDAH" INI LAHIR DARI TUBRUKAN LUAR ANGKASA

METEORIT "INDAH" INI LAHIR DARI TUBRUKAN LUAR ANGKASA

detail berita
Meteorit "Batu Permata Luar Angkasa"
Sebuah meteorit yang mendarat di bumi, mengandung kristal berwarna hijau zaitun dan tertanam dalam material besi-nikel. Disebut "batu permata luar angkasa", meteor langka ini pertama kali di identifikasi berasal dari luar angkasa dan berusia lebih dari 200 tahun lalu.

Dilansir Spacedaily, Senin (19/11/2012), dalam studi terbaru yang diterbitkan pekan ini dalam jurnal Science, ilmuwan menunjukkan bahwa meteorit "cantik" ini jauh lebih dramatis ketimbang perkiraan sebelumnya.

Menggunakan laser karbon dioksida, medan magnet dan alat perekam canggih, tim geofisika yang dipimpin John Tarduno di University of Rochester menemukan bahwa meteorit itu kemungkinan besar terbentuk ketika asteroid kecil menabrak benda angkasa yang menyerupai planet.

Benda angkasa ini diketahui 30 kali lipat lebih kecil ketimbang bumi. Tubrukan benda angkasa ini sehingga mampu menghasilkan campuran bahan yang membentuk meteorit khas.

"Temuan oleh John Tarduno dan timnnya mengubah model formasi asli pallasite (meteor atau batu permata luar angkasa). Analisis mereka tentang pallasite ini membantu mendefinisikan kembali pemahaman kita tentang bagaimana benda-benda terbentuk selama sejarah awal tata surya kita," ujar Joshua Feinberg, asisten profesor ilmu bumi di University of Minnesota.

Pallasites terbuat dari besi-nikel dan menyerupai batu permata mineral. Banyak ilmuwan menganggap meteor ini terbentuk dari dua material yang datang bersama dalam batas inti besi serta mantel berbatu dalam asteroid atau tubuh planet.

Tarduni menemukan bahwa biji logam kecil dalam benda luar angkasa tersebut bermagnet dalam arah yang sama. Sehingga, peneliti menyimpulkan bahwa pallasites telah terbentuk lebih jauh dari inti.

"Kami pikir besi-bikel di pallasites berasal dari tabrakan dengan sebuah asteroid. Besi cair dari inti asteroid kecil masuk ke dalam mantel tubuh yang lebih besar, menciptakan tekstur yang kita lihat pada pallasites," jelas peneliti Francis Nimmo dari University of California Santa Cruz.

Sumber: Okezone.com
www.cerdaspintarr.blogspot.com

Unknown

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation.

0 komentar:

Posting Komentar

No sara :)

 

Copyright @ 2013 Rivaldy.H.