Jumat, 08 Maret 2013

KOMET DITEMUKAN DI BINTANG LAIN

KOMET DITEMUKAN DI BINTANG LAIN

                                                                         Ilustrasi
Astronom dari University of California dan Clarion University menemukan enam komet yang sedang memutari bintang. Temuan ini membuktikan bongkahan es raksasa juga hadir di bintang selain matahari.

Komet alien tersebut bernama 49 Ceti, 5 Vulpeculae, 2 Andromedae, HD 21620, HD 42111, dan HD 110411. Komet ini mengelilingi bintang-bintang muda, berusia 5 juta tahun, yang bercahaya putih.

"Temuan ini menjadi mata rantai yang menyambung teori pembentukan sistem planet," ujar Barry Welsh dari Space Sciences Laboratory milik University of California.

Teori penciptaan tata surya menyebutkan, planet terbentuk dari piringan debu dan gas di sekitar bintang. Setelah terbentuk, adonan dasar ini tersapu ke tepian matahari dan mengendap di sana sebagai cakram yang tersusun atas bongkahan es. Bongkahan es ini saling bersenggolan dan jatuh terseret mendekati bintang.

"Ternyata bongkahan es seperti ini jamak ditemukan di luar sistem tata surya," kata dia.

Bongkahan es yang kelak menjadi komet biasanya berukuran 5-20 kilometer. Ketika ditarik mendekati bintang, es akan menguap sambil melepaskan debu dan gas. Semburan debu dan gas ini meninggalkan jejak berukuran beberapa juta kilometer dan bersifat sebagai pemantul cahaya. Dilihat dari bumi, pantulan cahaya ini seperti nyiur yang melambai dan berpendar. Bentuknya yang unik membuat komet disebut juga sebagai bintang jatuh.

Pendeteksian komet adalah hal yang sulit. Komet di tata surya saja baru bisa terlihat ketika berada sekitar 5 satuan astronomi--sama jauhnya dengan jarak orbit Jupiter ke matahari. Lalu bagaimana astronom bisa melihat komet di bintang lain yang jaraknya ratusan ribu kali lebih jauh?

Astronom menggunakan teleskop berdiameter 2,1 meter milik Observatorium MacDonald di Texas untuk melihat bintang-bintang. Mereka menunggu bintang-bintang tersebut mengalami perubahan cahaya. Bintang yang berubah cahayanya, ditilik menggunakan pengurai cahaya. Teknik penguraian cahaya ini memungkinkan astronom melihat garis gelap di antara spektrum bintang. Garis dengan pola tertentu merupakan sidik jari yang mengindikasikan jejak debu dan gas yang ditinggalkan komet ketika mendekati bintang. Jadilah mereka melihat komet di bintang lain dengan melihat garis gelap seperti ini.

Sumber: Tempo.co

Unknown

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation.

0 komentar:

Posting Komentar

No sara :)

 

Copyright @ 2013 Rivaldy.H.