Tentang Manusia Pertama : Teori Darwin Atau Nabi Adam
Tentang Manusia Pertama : Teori Darwin Atau Nabi Adam
Berbicara mengenai sejarah manusia memang dapat menimbulkan rasa tertarik yang begitu membara. Namun demikian, pembahasan tentang sejarah manusia juga tetap tidak bisa lepas dari perasaan bosan lantaran membingungkan. Ketertarikan mempelajarinya timbul sebagai akibat dari berbagai manfaat yang akan dapat diperoleh. Diantaranya ialah bisa mengkaji kehidupan manusia, mulai dari awal hingga saat ini. Sedangkan kebencian belajar sejarah manusia tidak lain disebabkan oleh banyaknya literatur yang tak jarang memberikan informasi berbeda-beda. Kondisi ini wajar karena fakta-fakta pendukung sulit sekali ditemukan, dan kalau sudah ketemu tidak mudah untuk memahami maksudnya. Alhasil, kemudian banyak ilmuwan yang coba mengeluarkan gagasan tentang awal mula manusia berdasarkan ilmu serta bukti yang telah mereka peroleh. Sehingga wajar ketika saat ini sering muncul perdebatan sengit menyangkut kebenaran informasi sejarah. Salah satu yang paling mencolok adalah antara teori evolusi Darwin dengan Nabi Adam, manakah yang valid dan benar? Nah, melalui tulisan ini, saya akan menganalisis pertanyaan berdasarkan apa yang saya pahami dan mengerti.
Menurut teori Evolusi Darwin disebutkan bahwa nenek moyang manusia adalah monyet. Kita ketahui apa yang diutarakan oleh Darwin adalah sebatas teori, artinya masih bisa salah. Sebagai manusia, logis manakala kita menentang kebenaran teori ini, karena memang bagaimanapun siapa manusia yang mau disetarakan dengan binatang.
Lebih lanjut, teori Darwin juga menjelaskan proses “terbentuknya manusia”. Yakni sebagai akibat dari evolusi (perubahan bentuk) monyet secara bertahap. Jika demikian adanya, secara logika tentu tidak dapat diterima. Sebab berdasarkan pernyataan itu seharusnyasampai sekarang manusia terus berevolusi. Sedangkan yang terjadi manusia tidak mengalami perubahan lagi.
evolusi hominid-manusia (widianto dan simanjuntak, 2009).Diambil dari: geologi.iagi.or.id |
Belum lagi kalau suatu ketika ada anak kecil yang mengeluh kepada Sobat, dengan mengatakan begini, ”Eh, Kak! Aku diejek muka monyet sama anak itu...”. terus apakah Sobat bakalan menjawabnya, ”Sabar ya Dek! Itu artinya kamu belum berevolusi. Gak usah menangis, kita semua termasuk teman-teman Adek itu nenek moyangnya juga monyet kog...”
Atau yang lebih lucu lagi (kalau kita membenarkan teori Evolusinya milik Mbah Darwin) berarti monyet adalah seorang pelaut. Ini didasari dari suatu lirik lagu yang berbunyi “Nenek moyangku seorang pelaut”. Unik lantaran ternyata monyet adalah `inspirator` Marcopolo untuk menjelajahi dunia. Sedangkan ironisnya karena monyet disebut seorang. Padahal orang nama lain manusia, so tidak lain manusia m****t dong? Jika sudah seperti ini, bukankah teori Darwin justru terkesan melecehkan manusia secara keseluruhan? Mungkin pertimbangan-pertimbangan serupa itulah yang patut dikaji ulang jika selama ini Sobat sekalian mempercayai kevalidan teori Darwin.
Al-Qur`an |
Kesimpulannya, saya meyakini kebenaran manusia pertama tidak lain dan tidak bukan adalah Nabi Adam. Yang tentunya menolak teori Darwin, dengan alasan-alasan yang telah dibahas tadi. Mau dipikir berapa lama dan seberapa jauh pun menurut hemat saya, yang namanya manusia pertama ya harus manusia. Bukankah sebuah keanehan yang ketika kita percaya kalau manusia pertama justru hewan (monyet)? Lalu apa dan siapa hewan yang pertama? Tumbuhankah? Jika begitu, apa dan siapa tumbuhan pertama? Intinya, teori yang dijelaskan oleh Darwin dan kemudian dikenal dengan teori Evolusi Darwin itu menurut saya adalah kesalahan besar. Untuk apa kita mempercayai yang lain, jika Sang Pencipta Alam Semesta ini telah menerangkan?