Senin, 04 Maret 2013

GALAKSI BIMASAKTI PUNYA SAUDARA KEMBAR

GALAKSI BIMASAKTI PUNYA SAUDARA KEMBAR
http://assets.kompas.com/data/photo/2012/08/24/1739432620X310.jpg
Dua kembaran Bimasakti. Galaksi yang lebih besar disebut GAMA202627, jelas memiliki dua galaksi pengiring.
Galaksi Bimasakti ternyata punya saudara kembar. Astronom untuk pertama kalinya berhasil menemukan galaksi yang benar-benar mirip dengan Bimasakti.

Bimasakti selama ini dianggap unik karena memiliki bentuk spiral dan galaksi "satelit" yang mengitarinya, Awan Magellan Besar dan Kecil. Kini, Bimasakti tidak spesial karena astronom bisa menemukan galaksi yang punya karakter serupa.

"Kami menemukan 3 persen galaksi sama dengan Bimasakti, memiliki pengiring seperti Awan Magellan, yang tentu sangat langka," kata Aaron Robotham dari International Center for Radio Astronomy Research dan University of St. Andrew di Skotlandia.

"Totalnya, kami menemukan 14 sistem galaksi sama dengan galaksi kita dan dua di antaranya hampir sama persis," sambung Robotham.

Galaksi kembaran Bimasakti itu ditemukan dengan menganalisis data survei Galaxy and Mass Assembly (GAMA) yang memetakan 340.000 galaksi di semesta.

Astronom awalnya tak berharap menemukan kembaran Bimasakti sebab mengetahui betapa sulit menemukannya.

Robotham mengatakan, keistimewaan Bimasakti ataupun kembarannya fana, tak bertahan selamanya. Awan Magellan yang mendampingi Bimasakti hanya berumur pendek.

"Kita harus menikmatinya selagi mereka ada, mereka hanya akan mendampingi selama beberapa miliar tahun saja," ungkapnya seperti dikutip Space.com, Kamis (23/8/2012).

Hasil riset ini dpaparkan dalam International Astronomical Union General Assembly di Beijing kemarin. 

(Space.com)

TERNYATA MATAHARI PUNYA SAUDARA KEMBAR

TERNYATA MATAHARI PUNYA SAUDARA KEMBAR
http://astronesia.blogspot.com/
Ilustrasi lapisan Matahari.
Keberadaan bintang Alpha Centauri A yang cuma 'selemparan batu' dari Matahari telah lama diketahui. Namun, ilmuwan baru saja mengetahui bahwa Matahari dan Alpha Centauri A ternyata kembar, punya karakteristik yang sama.

Matahari terdiri dari beberapa lapisan. Lapisan terluar dan terpanas disebut korona, dengan suhu bisa mencapai jutaan derajat Celsius.

Diantara lapisan Matahri yang panas, ternyata ada lapisan 'dingin'. Fotosfer yang biasa tampak dari Bumi cuma bersuhu 6000 derajat Celsius. Sementara, suhu lapisan kromosfer lebih dingin lagi, hanya 4000 derajat Celsius.

Dalam penelitian terbaru, ilmuwan menemukan bahwa Alpha Centauri A juga memiliki lapisan 'dingin' diantara wilayahnya yang sangat panas.

"Penelitian mengenai struktur ini hingga kini dibatasi pada Matahari saja. Namun, kami melihat dengan jelas tanda-tanda pelapisan suhu yang sama pada Alpha Centauri A," kata Rene Liseau, astronom Onsala Space Observatory, penulis utama publikasi penemuan ini.

Temuan ini penting karena dapat membantu astronom memahami aktivitas matahari. Di samping itu,  temuan juga dapat membantu mengungkapkan sistem protoplanet yang mengelilingi bintang lain.

"Observasi detil mengenai hal ini pada berbagai bintang dapat membantu kita menguraikan asal muasal lapisan tersebut dan teka-teki pemanasan atmosfer Matahari secara keseluruhan," tambahnya seperti dikutip oleh Physorg, Rabu (20/02/2013).

Liseau menambahkan, "Meski hanya berupa efek kecil, daerah suhu minimum di bintang lain dapat membantu kita memahami jumlah debu yang ada di lapisan dingin di sekitarnya."

"Dengan dibantu gambaran detil mengenai bagaimana Alpha Centauri A bersinar, kita bisa berharap dapat membuat deteksi yang lebih akurat tentang debu dalam sistem pembentukan planet di sekitar bintang yang menyerupai matahari".

Hasil penelitian Liseau dan rekannya dipublikasikan di jurnal Astronomy & Astrophysics.

Sumber: Kompas.com

ASTRONOM ABADIKAN CITRA GUGUS BINTANG TERTUA

ASTRONOM ABADIKAN CITRA GUGUS BINTANG TERTUA
gugus bintang NGC 6362


Untuk pertama kalinya, astronom berhasil mengabadikan secara close-up warna-warni pemandangan gugus bintang NGC 6362. Citra tersebut telah diambil dengan bantuan teleskop 2,2 meter MPG ESO di ESO La Silla Observatory Chili.

Ditemukan pada 1826 oleh astronom Skotlandia James Dunlop, gugus NGC 6362 terletak sekitar 24,800 tahun cahaya di selatan rasi Ara. Gugus ini dapat dengan mudah dilihat dalam teleskop kecil.

Gugus bintang berbentuk bulat tersebut merupakan obyek tertua di alam semesta dan usia NGC 6362 terbukti dalam gambar ini. Banyak bintang berwarna kekuningan dalam gugus ini yang menunjukkan mereka telah  melalui masa kehidupannya dan menjadi bintang raksasa merah.

Menurut laman Sci-News (4/11), NGC 6362 adalah rumah bagi banyak bintang tua yang benar-benar berhasil mengakhiri hidupnya pada usia lebih muda. Semua bintang dalam gugus bola tersebut terbentuk sekitar 10 milyar tahun lalu. Dimana dalam astronomi usia tersebut cukup singkat.

Sementara bintang berwarna biru dan lebih cemerlang dari mereka setelah sepuluh miliar tahun evolusi bintang. Bintang-bintang biru panas menunjukkan konsumsi bahan bakar bintang secara  cepat. Astronom sendiri tertarik memahami rahasia dari penampilan bintang berwarna biru.

Menurut astronom ada dua kemungkinan, bintang tersebut bertabrakan satu sama lain dan melakukan penggabungan. Bisa juga karena adanya transfer bahan diantara dua bintang pendamping. 

Ide dasar dibalik kedua pilihan ini adalah bintang-bintang tidak dilahirkan seperti yang kita lihat mereka hari ini, tetapi menerima suntikan bahan tambahan di beberapa titik selama hidup mereka. Ini kemudian memberi mereka sebuah masa baru kehidupannya.

EFEK MENGEJUTKAN GELOMBANG BESAR DARI BINTANG RAKSASA BERHASIL DI ABADIKAN

EFEK MENGEJUTKAN GELOMBANG BESAR DARI BINTANG RAKSASA BERHASIL DI ABADIKAN
http://astronesia.blogspot.com/
Gelombang Kejut bintang raksasa Zeta Ophiuchi
Seperti kapal yang membuat riak di air,bintang raksasa Zeta Ophiuchi juga membuat gelombang kejut di depannya.NASA Spitzer Space Telescope menangkap gambar infra merah yang dramatis itu,Gelombang tersebut mendorong debu antariksa dan menyebabkan debu tersebut berbentuk menyerupai busur panah sehingga disebut dengan Bow Shock (kejutan busur).

Astronom mengatakan bahwa dahulu bintang raksasa ini pernah berada di sebelah bintang pendampingnya.Tapi ketika bintang itu meninggal dalam ledakan besarZetaOphiuchi terlempar jauh dari posisinya semula.Zeta Ophiuchiyang 20 kali lebih besar dan80.000 kali lebih terang dari matahari kitadengan kecepatan lintasan sekitar 54.000mph (24 kilometer per detik).Bintang raksasa Zeta Ophiuchi efek "mengejutkan" padaawan debu di sekitarnya dalam gambar inframerah dari Space Telescope NASA Spitzer.

Dalam pandangan ini, sinar inframerah sebenarnya tidak bisa kita lihat. Namun teleskop Spitzer mampu melihatnya. Warna hijau merupakan warna debu antariksa yang terkena angin surya, warna merah merupakan debu antariksa dan gelombang yang paling tinggi tingkat kompresi atau tekanannya, dan bintang Zeta Ophiuchi berwarna biru terang di samping kanan gelombang debu berwarna merah.

NASA’s Wide-field Infrared Survey Explorer atau WISE, merilis gambar yang sama dari objek yang sama pada tahun 2011.NASA WISE dapat melihat cahaya infra merah sepertiSpitzer,tapi NASA WISE di rancang untuk memindai dan menyurvei seluruh area langit.Spitzer sebaliknya,dia memindai area lebih kecil dan lebih rinci.

NASA Jet Propulsion LaboratoryPasadenaCaliforniamengelola Spitzer Space Telescopeuntuk misi NASA’s Science Mission Directorate, Washington.Data arsip infra merahbertempat di Pengolahan Infra merah dan Analisis di Caltech. Caltech mengelola JPLuntuk NASA.

Sumber:  http://beforeitsnews.com

ILMUWAN LACAK BUKTI KEHIDUPAN "ALIEN" MELALUI BINTANG

ILMUWAN LACAK BUKTI KEHIDUPAN "ALIEN" MELALUI BINTANG
http://astronesia.blogspot.com/

Ilmuwan melakukan berbagai cara untuk menemukan kehidupan lain yang mungkin berlangsung di luar angkasa. Bila robot NASA Curiosity belum mampu mengungkap kehidupan "alien" (asing) di Mars, maka ilmuwan mencoba mengungkap kehidupan non-terrestrial tersebut melalui petunjuk bintang.

Dilansir Spacedaily, Selasa (11/12/2012), penerbangan malam hari di sebuah obervatorium udara, d
ilakukan para peneliti untuk mencari bintang yang baru lahir. Bintang yang baru lahir ini diduga mampu memberikan bukti terkait potensi kehidupan di luar angkasa.

Tim peneliti berasal dari Rensselaer Polytechnic Institute di New York, Amerika Serikat, menggunakan instrumen observasi berkemampuan inframerah untuk mencari kumpulan molekul dalam awan debu. Awan debu ini berada di sekitar lima bintang muda.

Pencarian ini, menempatkan peneliti dengan menggunakan pesawat Boeing 747 yang dimodifikasi. Armada udara ini telah dirancang khusus untuk mendukung penelitian Stratospheric Observatory for Infrared Astronomy.

Obsevatorium udara terbesar di dunia ini dibuat atas kerjasama NASA dan German Aerospace Center. "Kami tertarik tentang bagaimana hal yang Anda butuhkan untuk membuat hadir kehidupan planet," ujar astrobiolog Douglas Whittet.

Ia mengatakan, karena hal itu terjadi juga di Bumi, di sistem Tata Surya, maka peneliti berupaya mengungkap apakah hal tersebut juga terjadi di tempat yang lain.

"Kami tidak bisa kembali ke masa lalu untuk mengamati Tata Surya ketika kita lahir. Namun, kita bisa melihat daerah lain yang kami percaya adalah sama dan menggunakannya sebagai analog untuk awal Tata Surya," jelasnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, pengamatan inframerah pada bintang yang baru lahir, dibidik oleh teleskop khusus yang mampu menunjukkan keberadaan molekul organik dan air.

Sumber: Okezone.com

ASTRONOM TEMUKAN AWAN HITAM PEMBENTUK BAYI BINTANG

ASTRONOM TEMUKAN AWAN HITAM PEMBENTUK BAYI BINTANG

The European Southern Observatory (ESO) merilis sebuah gambar baru yang menakjubkan dari awan gelap di mana bayi bintang terbentukbersama dengansekelompok bintang yang cemerlang yang telah muncul dari pembibitan bintang.Gambar baru ini, diambil dengan MPG / ESO 2,2 meter teleskop di La Silla Observatory di Chile

http://astronesia.blogspot.com/

Seperti yang terlihat dalam gambarasap hitam mengepul menyerupai cerobong asapmuncul di sebelah kiri dari sekelompok bintang yang terang. Dua fitur itu terlihat berbeda tapi sebenarnya mereka terhubung satu sama lain.Awan gelap sebenarnya mengandungsejumlah besar debu kosmik dingin dimana bintang-bintang muda lahir.Para astronomberspekulasi bahwa Matahari kita dibentuk di wilayah bintang serupa yang terbentuklebih dari 4 miliar tahun yang lalu.

Awan gelap tempat kelahiran bintang itu di kenal sebagai Lupus 3 dan ditemukan sekitar 600 tahun cahaya dari Bumi di konstelasi Scorpius (The Scorpion).Lupus 3 memiliki besar 5 tahun cahaya dan merupakan salah satu dari tempat pembibitan bintang yang terdekat dengan Matahari kita sendiri.

Biasanya para astronom mendeteksi blok radiasi yang di pancarkan dari bintang-bintang baru lahir dengan menggunakan panjang gelombang lebih panjang dari cahaya tampak.Tapi seperti radiasi cerah dari bintang yang menjadi lebih panas dan angin bintang secara bertahap membakar awan di sekitar mereka dan muncul menjadi pertunjukan yang spektakuler.

Bintang-bintang terang yang terlihat di gambar baru (tepat di pusatmembentuk contoh sempurna dari kelompok seperti bintang muda ,panas, dan terang.Beberapa dari cahayaberwarna biru terlihat sedang tersebar dari debu yang tersisa di sekitar mereka.Duabintang paling terang dapat dilihat dengan mudah dengan teleskop atau teropongkecil.Bintang-bintang muda yang masih dikelilingi dengan gas bercahaya dan belummemulai fusi nuklir memungkinkan mereka untuk bersinar terang pada masa akan datang.Para astronom menduga bahwa bintang-bintang ini masih berumur kurang darisatu juta tahun.

Daerah pembentukan bintang bisa menjadi besar seperti Nebula Tarantula di manaratusan bintang masif sedang terbentuk.Namunsebagian besar dari bintang-bintangyang ditemukan di galaksi kita dan galaksi lain diperkirakan telah terbentuk di daerah-daerah luas,tidak seperti Lupus 3di mana hanya dua bintang terang yang terlihat dan dan belum ada bintang yang besar dan berat terbentuk.

NamunLupus 3 merupakan salah satu daerah pembentuk bintang paling menarik bagi para astronom dan merupakan ilustrasi yang indah dari tahap awal kehidupan bintang.

 

Bintang-bintang terang di wilayah ini dikenal sebagai bintang Herbig Ae / Be.A dan Bmengacu pada jenis spektral bintang,agak lebih panas dari Mataharidan e menunjukkan bahwa garis emisi yang hadir dalam spektrum mereka karena cahaya dari gas di sekitarnya.

BINTANG RAKSASA HR 8752 LEBIH TERANG DARI MATAHARI

BINTANG RAKSASA HR 8752 LEBIH TERANG DARI MATAHARI
http://astronesia.blogspot.com/
Bintang HR 8752
Tim peneliti asal Eropa melaporkan hasil studi mereka tentang bintanghypergiant (raksasa) yang telah diteliti selama 30 tahun. Mereka menemukan bahwa suhu permukaan bintang dengan kode nama HR 8752 meningkat sebesar 3000 derajat dalam kurun waktu kurang dari tiga dekade.

Dilansir Machineslikeus, Senin (10/12/2012), peneliti mengatakan, lonjakan suhu permukaan ini merupakan tahap langka yang disebut dengan "Yellow Evolutionary Void". Temuan ini menandai langkah penting untuk mengungkap evolusi bintang besar atau masif.

Tim astronom dari enam negara Eropa, termasuk Royal Observatory of Belgium (ROB), melakukan penelitian bintang hypergiant HR 8752 selama 30 tahun. Void, merupakan tahap pendek dalam kehidupan bintang-bintang besar, dan ini juga menunjukkan bahwa bintang tersebut menjadi sangat tidak stabil

Tim peneliti juga menemukan bahwa suhu permukaan HR 7852 meningkat sangat cepat dalam waktu kurang dari 30 tahun. Peningkatan ini sebesar 5000 sampai dengan 8000 derajat.

Temuan ini juga merupakan informasi yang berguna bagi peneliti, untuk menyelesaikan teka-teki bintang hypergiants. Benda langit ini merupakan jenis bintang yang paling terang dan besar yang ada di Galaksi.

Hypergiants bisa bersinar jutaan kali lebih terang dari Matahari. Bintang ini juga memiliki diameter beberapa ratus kali lebih besar.

Peneliti juga mengungkap bahwa HR 8752 merupakan seperempat juta kali lipat lebih terang ketimbang Matahari. Diketahui hanya terdapat 12 hypergiant yang ada di Galaksi Bima Sakti.

Temuan ini juga penting sebagai langkah untuk menjelaskan eksistensi bintang-bintang ekstrem. Peneliti menduga masih ada sejumlah bintang hypergiants lainnya yang hadir di Galaksi Bima Sakti. 

Sumber: Okezone.com

Minggu, 03 Maret 2013

MENGENAL KEINDAHAN BULAN LEBIH DEKAT

MENGENAL KEINDAHAN BULAN LEBIH DEKAT
http://astronesia.blogspot.com/
 Bulan merupakan objek luar angkasa di sistem Tata Surya yang dapat dilihat langsung dengan mata telanjang. Telah sejak lama bulan menjadi misteri terkait bercak hitam dan cerah di permukaannya. 

Dilansir Space, Jumat (1/2/2013), dongeng atau cerita anak memberikan gambaran tentang bulan yang terbuat dari keju. Namun, seperti halnya seluruh planet di sistem Tata Surya, Bulan sesungguhnya memiliki material bebatuan.

Permukaan bulan dilapisi dengan gunung api mati, kawah dan aliran lava. Bahkan, tanpa menggunakan teleskop pun beberapa kawah tersebut dapat terlihat.

Ilmuwan sejak awal berpikir bahwa bagian bercak hitam pada Bulan merupakan laut, yang dinamakan mare. Mare dalam bahasa latin diartikan sebagai "seas" atau laut.

Ilmuwan mengatakan bahwa bagian gelap tersebut bukanlah laut, tetapi area yang merupakan kolam bagi lava yang mengeras. Pada awal sejarah Bulan, interior cair cukup mampu menghasikan gunung api, meskipun dengan cepat didinginkan dan mengeras.

Lava juga berhamburan dari kerak ketika asteroid besar menabrak permukaan. Permukaan Bulan menunjukkan banyak bukti terkait tubrukan asteroid.

Di Bumi, lempeng tektonik dan erosi juga menunjukkan bukti tentang adanya hantaman asteroid di masa lampau. Akan tetapi, Bumi memiliki atmosfer yang membantu membakar batu luar angkasa tersebut sebelum sampai mendarat di permukaan.

Periode "hujan asteroid" tersebut diyakini terjadi 3,8 miliar tahun lalu. Asteroid berukuran besar dan kecil yang pernah mendarat di Bulan juga menyebabkan adanya tumpang tindih kawah dengan kawah di atas aliran lava.

Seperti di Bumi, Bulan memiliki kerak, mantel dan inti. Di bawah permukaan Bulan, mengandung besi padat yang dikelilingi besi cair yang lebih lunak. Inti luar Bulan memiliki ukuran lebar 310 mil (500 kilometer), sementara inti dalam hanya 20 persen dari tubuh Bulan keseluruhan.

Sumber: Okezone.com
                 

PETA GRAVITASI UNGKAP SEJARAH BULAN

PETA GRAVITASI UNGKAP SEJARAH BULAN
detail berita
Peta Gravitasi Bulan
Satelit kembar Grail milik NASA membuat sebuah peta gravitasi Bulan. Melalui peta tersebut, para peneliti menemukan sejarah bahwa Bulan serta beberapa planet lain pernah mengalami tubrukkan yang sangat keras.

Dilansir dari Live Science, Kamis (6/12/2012), peta gravitasi dari satelit Grail mengungkap bahwa permukaan Bulan tampak hampir lumat. Hal yang mengejutkan adalah Bumi, Merkurius, Venus dan Mars juga mengalami tubrukan serupa miliaran tahun silam.

Grail Principal Investigator Maria Zuber berpendapat, penemuan tersebut juga membuka tabir mengenai cara terbentuknya Bulan dan kemungkinan akan membantu ilmuwan lebih memahami adanya kemungkinan menemukan kehidupan di Mars.

Satelit kembar Grail telah memotret banyak sekali struktur besar dan linear di bawah permukaan Bulan. Rentang struktur tersebut bisa mencapai 300 mil atau 480 kilometer. Struktur tersebut merupakan tanggul magma padat yang diselimuti kawah.

Tanggul tersebut hanya dapat terbentuk jika permukaan Bulan melebar dan menciptakan ruang untuk magma. Peristiwa itu akan terjadi bila bagian dalam Bulan makin panas dan melebar.

Hal itu mengindikasikan bukti untuk teori bahwa Bulan berasal dari sebuah tabrakan raksasa. Teori itu mengatakan bahwa sebuah benda seukuran Mars pernah menghantam Bumi pada 4,5 miliar tahun silam dan melontarkan pecahan yang kemudian menjadi Bulan.

Sumber: Okezone.com

PETA LUAR ANGKASA 3D DILUNCURKAN

PETA LUAR ANGKASA 3D DILUNCURKAN
Ilustrasi
Peta luar angkasa 3 dimensi telah diluncurkan oleh para ilmuwan yang ada di Sloan Digital Sky Survey III (SDSS-III). Peta ini juga diklaim menjadi peta terbesar yang pernah dibuat karena data dalam peta ini merupakan kumpulan dari data yang diperoleh melalui teleskop wide-angle 2,5 meter Apache Point Observatory di New Mexico.

Dengan dibuatnya peta ini, maka hal ini memudahkan bagi ilmuwan untuk menentukan dimana lokasi dan jarak dari galaksi yang berjumlah 1,35 juta. Menurut Direktur SDSS-III, Daniel Eisenstein, peta tersebut bermanfaat dalam memahami lebih lanjut bagaimana perluasan di alam semesta ini. Oleh karenanya, pihaknya pun menciptakan peta tersebut sehingga mampu memetakan volumen terbesar dari luar angkasa (alam semesta).

Sementara itu, astronom John Hopkins University, Miguel A. Aragon-Calvo, menyatakan jika dirinya sedang berupaya untuk mendalami peta luar angkasa dengan 3D tersebut. Dengan demikian, Miguel berharap jika pengguna mampu menikmati film pendek yang diperlihatkan kepada pemirsa sehingga mereka bisa merasakan seolah-olah terbang dengan model dan akurasi 3D. Meskipun demikian, dalam website SDSS-III berbeda dengan Google Street View karena peta ini tidak menampilkan 3D.

Peta ini menjadi saah satu property yang mendukung dunia astronomi karena menunjang para ilmuwan yang akan melakukan penelitian lebih lanjut. Selain itu, hal ini juga menjadi prestasi tersendiri karena mampu menyediakan peta dengan 3 dimensi yang menjadikan para pemakai peta merasa di luar angkasa.

Peta ini juga lengkap karena memiliki kemampuan dalam melihat lokasi dan jarak luar angkasa dari galaksi sehingga para ilmuwan bisa melakukan pemanfaatan lebih lanjut dengan adanya peta ini. Mereka bisa melihat peluang perluasan yang ada dalam luar angkasa yang mungkin belum diteliti lebih detail. Semakin besar peta dan lengkap di alam semesta ini, maka semakin besar kesempatan bagi para ilmuwan melahirkan penelitian baru dan lanjutan dengan lebih dalam mengenai alam semesta sehingga semakin banyak informasi dan pengetahuan yang bisa diperoleh. Dengan demikian, hal ini akan semakin memperkaya ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi manusia di Bumi.

Sumber: Ruangkabar.com

PETA DETAIL CUACA BINTANG KERDIL COKLAT BERHASIL DIBUAT

PETA DETAIL CUACA BINTANG KERDIL COKLAT BERHASIL DIBUAT
http://astronesia.blogspot.com/
Bintang 2MASSJ22282889-431.026
Dengan menggunakan Hubble dan teleskop ruang Spitzerpara pejabat NASAmengatakan mereka telah berhasil menyelesaikan peta cuaca paling rinci sampai saat iniuntuk mengetahui kenapa bintang seperti kerdil coklat bisa sedingin itu.

Katai coklat, yang juga kadang-kadang dikenal sebagai bintang gagal, terbentuk darikondensasi gas tetapi tidak memiliki massa untuk seperti atom hidrogen untuk menghasilkan energi,kata ilmuwan NASA.Sebagai akibatnyamereka cenderung memilikiatmosfer yang kompleks dan bervariasiseperti planet gas.

"Penelitian baru ini merupakan batu loncatan menuju pemahaman yang lebih baik tidak hanya dari katai coklattetapi juga dari atmosfer planet di luar tata surya kita," tambahNASA.

Dalam upaya untuk menyusun peta cuaca, astronom mengarahkan teleskop ruang angkasa mereka ke katai coklat yang dikenal sebagai 2MASSJ22282889-431.026.

Mereka menemukan bahwa cahayayang dihasilkan bervariasi,semakin terang atau redupsetiap 90 menit atau lebih sebagai perputaran bintang.Selanjutnya, para peneliti menemukan bahwa waktu perubahan tergantung pada panjang gelombang cahayainframerah yang mereka gunakan untuk melihatnya.

Variasi yang dilaporkan disebabkan oleh berbagai wilayah materi yang berputar-putar di sekitar bintang katai coklat.Dua teleskop ruang angkasa dapat melihat berbagai lapisanatmosfer karena beberapa jenis panjang gelombang inframerah yang tertutupi olehmetana dan uap airsementara yang lain muncul dari lapisan yang lebih dalam.

Apai mempresentasikan temuan tim hari Selasa pada meeting of the American Astronomical Society in Long Beach, California.Dan juga dipublikasikan di The Astrophysical Journal Letters.

Meskipun katai coklat dikatakan bintang yang dingin, tapi mereka sebenarnya cukup panas jika dibandingkan dengan apa yang kita rasa di Bumipara penelitimenjelaskan.Subjek mereka, 2MASSJ22282889-431.026, mencapai suhu 1.100 sampai 1.300 derajat Fahrenheit (600 sampai 700 derajat Celcius), kata pemimpin peneliti EstherBuenzli.

http://astronesia.blogspot.com/
Ilustrasi atmosfer bintang katai coklat 2MASSJ22282889-431.026.Katai coklat lebihbesar dan lebih panas daripada planet tetapi tidak memiliki massa yang diperlukanuntuk menjadi bintang mendesis. Atmosfernya bisa mirip dengan planet raksasaJupiter

"Berbeda dengan awan air bumi atau awan amonia dari Jupiterawan pada katai coklatyang terdiri dari butiran panas pasirtetes cair dari besidan senyawa eksotislainnya,"kata Mark Marley,seorang ilmuwan riset di NASA Ames Research Center.

Sumber: Redorbit.com 

Bintang kerdil putih sekarat bisa di Huni ?

BINTANG KERDIL PUTIH SEKARAT BISA MENJADI TUAN RUMAH EXOPLANET YANG BERPOTENSI DAPAT DIHUNI


http://astronesia.blogspot.com/
Ilustrasi
Para ilmuwan saat ini sedang sibuk berburu untuk menemukan exoplanetsyang dapat dihuni, dan penemuan baru ini menunjukkan bahwa ada calon di luar sana yang belum di perkirakan sebelumnya.

Sebuah studi baru menunjukkan bahwa bahkan bintang sekarat mungkin mengorbitexoplanets yang ramah untuk kehidupan di luar bumi.Sebagai bintang matilapisanluarnya berhenti mengembang meninggalkan inti panas yang dikenal sebagai kurcaciputih yang biasanya berukuran Bumi.Meskipun bintang kerdil putih perlahan dingin danmemudar dari waktu ke waktumereka dapat menahan panas cukup lama untuk menghangatkan planet terdekat untuk satu miliar tahun.

Karena katai putih lebih kecil dan lebih lemah dari Matahari,planet yang mengorbit akanperlu lebih dekat dengan bintang inangnya untuk mempertahankan air cairunsur penting bagi kehidupan seperti yang kita kenal.Sebuah planet mengelilingi sebuahbintang kerdil putih setiap 10 jampada jarak sekitar satu juta milakan mampu menjadi tuan rumah untuk kehidupan.

"Dalam upaya untuk mencari tanda biologi luar angkasabintang-bintang pertama kita pelajari harus kerdil putih," kata Avi Loebseorang peneliti di Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics (CFA) dan direktur Institute for Teori dan Komputasi.

Untuk menjadi bintang kerdil putih, bintang pertama membengkak menjadi raksasa merah dan menelan planet-planet terdekatnya.Dengan demikian, supaya sebuah planet mengitari sebuah bintang kerdil putih,dia harus bertahan setelah raksasa merah menjadi bintang kerdil putih.Para peneliti menyarankan planet berpotensi terbentuk daridebu dan gas sisaatau dengan migrasi ke dalam dari tata surya jauh antar bintang.

Para astronom menulis dalam Pemberitahuan Bulanan Royal Astronomical Society bahwa mereka percaya 500 katai putih terdekat bisa berisi satu atau lebih exoplanets yang dapat dihuni.Untuk menemukan planet-planet yang potensialastronom mengatakan bahwa mereka harus terlebih dahulu melakukan pencarian transit, yang merupakanproses untuk berburu planet dengan mencari bintang yang meredup secara berkalasebagai planet yang mengorbit melintasi di depannya.

Karena katai putih berukuran sama dengan Bumisebuah planet berukuran Bumi akan memblokir sebagian besar cahaya dan menghasilkan sinyal yang jelas.Ketika lampu kerdil putih yang bersinar melalui cincin udara di sekitar planet iniatmosfer menyerap cahaya,meninggalkan sidik jari kimia yang menunjukkan apakah udara yang mengandung uap airatau oksigen.

NASA sedang mengembangkan teleskop james webb dan berharap dapat membantu peneliti dalam mencari bintang kerdil yang diorbit exoplanets.ilmuwan dari proyekdireplikasi NASA James Webb Space Telescope (JWST) akan dapat melihat objek dan mereka mengatakan itu hanya akan memakan waktu beberapa jam untuk mendeteksioksigen dan uap air.

"JWST menawarkan harapan terbaik untuk menemukan sebuah planet berpenghunidalam waktu dekat," kata Dan Maoz Tel Aviv University.

Sumber : Redorbit

 

Copyright @ 2013 Rivaldy.H.