Jumat, 15 Februari 2013

KEHIDUPAN ALIEN MUNGKIN BISA MUNCUL DI BULAN EXOPLANET

KEHIDUPAN ALIEN MUNGKIN BISA MUNCUL DI BULAN EXOPLANET
http://astronesia.blogspot.com/
Ilustrasi dua exomoon sedang mengorbit planet gas raksasa


Dalam pencarian planet asing yang menyerupai Bumi,astronom telah menemukan beberapa di antaranya yang kemungkinan bisa menopang kehidupan.Dan juga,beberapa satelit alami atau exomoon yang mengorbit planet asing tersebut mungkin juga bisa menopang kehidupan,kata ilmuwan.

Para astronom telah menemukan lebih dari 800 eksoplanet,dan masih banyak planet lain lagi yang menunggu untuk ditemukan,lanjut ilmuwan.Kebanyakan dari mereka merupakan planet gas raksasaserupa Jupiter, dan hanya segelintir planet yang memilikipermukaan padat dan mengorbit bintang induknya pada zona layak hunidi manaterdapat air dalam bentuk cairdan mungkin kehidupan bisa terjadi disitu.

Tapi ilmuwan mengatakan beberapa dari exoplanet itu memiliki satelit yang mungkin bisa menopang kehidupan.

"Ada zona layak huni untuk exomoonsdan hanya sedikit berbeda dari zona layak huniuntuk exoplanets," kata Rory Barnes dari University of Washington dan NASAAstrobiology Institute dalam sebuah pernyataan.

Barnes dan René Heller dari Jerman Leibniz Institute for Astrophysics Potsdammenjelaskan bahwa pertimbangan tentang iklim dan cahaya akan sangat berbeda untukexomoons dibandingkan dengan exoplanets.

Seperti satelit Bumi-bulanexomoons banyak terkunci dengan planet mereka yang berartisatu belahan exomoon secara permanen berpaling dari planetnya, yang akan membatasidaerah hunian pada permukaan exomoon.Bulan juga memiliki dua sumber cahaya yaknisalah satu dari bintang mereka dan yang lainnya dari planet tuannya yang akan membuat gerhana indah.

Para astronom menyampaikan hasil penelitian mereka secara rinci di journal Astrobiology edisi januari,mengatakan efek pemanasan dan pasang surut harus dipertimbangkan ketika menentukan zona habitat dari sebuah exomoon.Jika bulan yang mengorbit planet mereka berjarak terlalu dekat akan mengalami pasang surut yang kuat dan efek rumah kaca yang akan mendidihkan setiap air di permukaannya.

Meskipun belum ada exomoon yang bisa dihuni yang telah ditemukan, Barnes dan Hellermengatakan tidak ada salahnya jika mengaggap mereka ada.

Beberapa peneliti telah mulai berpikir tentang bagaimana mereka dapat menggunakaninstrumen seperti teleskop pemburu planet Kepler untuk mendeteksi bulan alien.Variasidalam pola kecerahan mungkin mengungkapkan adanya bulan mengorbit planet.

Sumber: Space.com

ADA 100 MILIAR PLANET ALIEN DI GALAKSI KITA

ADA 100 MILIAR PLANET ALIEN DI GALAKSI KITA
Ilustrasi
-Studi terbaru menunjukkan bahwa planet alien, sebutan untuk planet di luar tata surya, di galaksi Bimasakti sangat melimpah. Jumlahnya mencapai paling tidak 100 miliar planet!

"Itu jumlah yang mengejutkan jika Anda memikirkannya. Pada dasarnya, ada paling tidak satu planet per bintang," ungkap pimpinan studi, Jonathan Swift, dari California Institute of Technology di California, seperti dikutip Space, Rabu (2/1/2012).

Kesimpulan tersebut diungkapkan setelah Swift mempelajari tata surya Kepler 32 yang berjarak 915 tahun cahaya dari Bumi. Tata surya itu sendiri sebelumnya ditemukan lewat pengamatan dengan teleskop Kepler.

Tata surya Kepler 32 memiliki induk katai M, bintang yang lebih kecil dan dingin daripada Matahari. Menurut penelitian sebelumnya, katai M adalah bintang yang paling umum terdapat di Bimasakti.

Sejauh ini, ada lima planet yang mengorbit Kepler 32. Seluruh planet mengorbit bintangnya dari jarak yang relatif dekat. Astronom berpendapat, tata surya Kepler 32 merepresentasikan tata surya lain di Bimasakti.

Penemuan planet dengan teleskop Kepler dilakukan dengan metode transit. Riset bisa dilakukan jika bintang atau planet sedang menghadap ke teleskop. Keberadaan planet diketahui lewat kedipan cahaya bintang.

Dalam riset ini, Swift melakukan perhitungan, seberapa besar kemungkinan bintang dan planet menghadap teleskop. Lewat perhitungan jumlah selanjutnya didapati bahwa jumlah planet alien di Bimasakti mencapai 100 miliar.

Jumlah 100 miliar tersebut hanya merujuk pada eksoplanet yang mengorbit katai M. Jika ditotal dengan yang mengorbit bintang jenis lain, jumlahnya bisa mencapai 200 miliar.

Studi dipublikasikan di Astrophysical Journal, kemarin. Studi ini juga mengonfirmasi tiga planet di tata surya Kepler 32, masing-masing memiliki diameter antara 0,8-2,7 kali Bumi. Semua planet mengorbit dalam radius jarak 16 juta km dari bintangnya. Bumi sendiri mengorbit Matahari dari jarak 150 juta km.

Sumber: Kompas.com

SISTEM PLANET ALIEN YANG MIRIP TATA SURYA

SISTEM PLANET ALIEN YANG MIRIP TATA SURYA
http://astronesia.blogspot.com/
Ilustrasi sistem keplanetan Kepler-30.

Astronom menemukan sistem keplanetan yang mirip Tata Surya. Sistem keplanetan tersebut ditemukan saat astronom mempelajari bintang Kepler-30 yang berjarak 10.000 tahun cahaya dari Bumi.

Memakai teleskop antariksa Kepler yang telah menemukan 2.300 kandidat planet, astronom mendeteksi 3 planet yang mengel
ilingi Kepler 30. Tiga planet itu dideteksi dengan metode transit, melihat kedipan cahaya bintang saat ada objek melintas di depannya.

Masing-masing planet yang ditemukan dinamai Kepler 30b, Kepler 30c dan Kepler 30d. Ketiganya lebih besar dari Bumi, bahkan dua diantaranya lebih besar dari Jupiter, planet terbesar di Tata Surya.

Dalam pengamatan debih detail, ilmuwan menemukan bahwa Kepler 30 memiliki bintik yang serupa bintik Matahari. Diketahui, bintik Matahari atau bintik bintang terjadi karena ada wilayah di permukaan bintang yang lebih dingin dari sekitarnya.

Dari observasi, astronom menemukan bahwa ketiga planet singgah di spot yang sama secara berulang. Hal itu menunjukkan bahwa orbit planet-planet alien tersebut koplanar atau tersusun berdekatan dengan spin bintang.

Berdasarkan itu pula, seperti diberitakan Space, Rabu (25/7/2012), sistem keplanetan Kepler-30 mirip dengan Tata Surya. Di Tata Surya, delapan planet tersusun relatif rapi sepanjang ekuator rotasi Matahari.

Kenyataan tersebut petunjuk bahwa planet terbentuk dari debu dan gas yang berputar di sekitar bintang yang baru lahir. Tak semua sistem keplanetan punya ciri serupa. Dalam sistem keplanetan tertentu, planet gas bisa terletak dekat dengan bintangnya.

(Sumber: Space.com)

TERNYATA BUMI ADALAH JUPITER YANG GAGAL

TERNYATA BUMI ADALAH JUPITER YANG GAGALTernyata, Bumi Adalah Jupiter Yang Gagal [ www.Up2Det.com ]
Planet-planet batuan, termasuk Bumi, sejatinya merupakan planet gas raksasa seperti Jupiter yang gagal terbentuk. Ini berdasarkan teori pembentukan planet terbaru yang diungkapkan oleh Sergei Nayakshin, astronom University of Leicester, seperti diberitakan Space.com.

Teori pembentukan planet yang umumnya dipercaya saat ini adalah akresiinti. Mulanya, ada piringan gas raksasa di sekitar bintang yang baru lahir.Partikel debu pada piringan itu bergabung membentuk objek yang lebih besar disebut planetesimal yang kemudian membentuk struktur yang lebih besar.

Akibat proses itu, massa yang terbentuk pun lebih besar. Pada satu massa tertentu, disebut massa kritis, gravitasi akan menarik massa gas dari piringan yang terdapat di sekitar gumpalan tersebut. Demikianlah, planet batuan kemudian terbentuk dari proses yang panjang dan rumit tersebut.

Teori baru yang diajukan Nayakshin disebut tidal downsizing. Berdasarkan teori ini, gumpalan gas pada awalnya terbentuk di zona yang jauh dari tempat planet umumnya ditemukan sejauh ini. Dalam prosesnya, gumpalan gas mendingin dan menyusut menjadi planet yang masih tergolong massif, sekitar 10kali ukuran Jupiter.

Selama penyusutan berlangsung, partikel debu yang terdapat dalampiringan gas bergabung menjadi lebih besar dan kemudian "jatuh" ke bagian tengah gumpalan gas, membentuk padatan yang solid di sana. Disinilah akhirnya terbentuk planet batuan primitif dengan pembungkus gumpalan gas di luarnya.

Peristiwa selanjutnya, piringan gas membawa planet primitif ini mendekati bintangnya. Gas pembungkus planet primitif ini kemudian"dimakan" oleh bintang induknya. Bagian yang "selamat"hanya inti berwujud padat dan sebagian gas, terselamatkan karena massa jenisnya yang tergolong besar.

Proses perampasan gas pembungkus inilah yang kemudian membentuk planet Super Earth atau planet batuan seperti Bumi. Dengan kata lain, SuperEarth dan planet batuan pada dasarnya adalah planet gas yang tak memiliki kesempatan untuk tumbuh dewasa karena mekanisme di semesta serta"kejahatan" sang bintang.

Nayakshin menguraikan teori baru pembentukan planet ini diMonthly Notice jurnal Royal Astronomical Societyyang terbit Agustus lalu. Iamengakui, sebagai sebuah teori baru, masih banyak kelemahan yang harus ditutupi dan masih harus diuji. Ia berharap para ilmuwan berkenan mengkaji lebih lanjutteori yang di paparkannya.

Menanggapi teori Nayakhsin, Aaron Boley dari University of Florida yang melakukan penelitian tentang pembentukan planet gas raksasa mengatakan bahwa proses tidal disruption memungk
inkan kehidupan berevolusi pada sistem bintang yang lebih bervariasi. "Ini cara lain alam menciptakan planet," kataBoley. Makin banyak planet, makin besar potensi kehidupan.

Nayakhsin sendiri mengatakan, model akresi inti dan tidal disruption memiliki langkah-langkah fisik yang sama tetapi proporsinya berbeda. "Dalam hal ini, model finalnya mungkin adalah gabungan,"katanya. Ia juga menambahkan bahwa planet batuan yang terbentuk pada prosestidal disruption mungkin berukuran "nol sampai 10 massa Bumi."

BUMI SUPER BARU DI ZONA LAYAK HUNI

BUMI SUPER BARU DI ZONA LAYAK HUNI
http://astronesia.blogspot.com/
Planet Gliese 163c
Bumi Super baru ditemukan di zona layak huni, mengorbit bintang katai merah Gliese 163. Planet itu ditemukan dengan instrumen milik European Southern Observatory, High Accuracy Radial Velocity Planet Searcher (HARPS).

Planet baru tersebut diberi nama Gliese 163c. Massa planet tersebut 6,9 kali massa Bumi dan memiliki periode orbit 26 hari. Bintang katai merah yang diorbit planet ini berjarak 49 tahun cahaya dari Bumi di konstelasi Dorado.

Dalam pengumuman hasil penelitian, para stronom menuturkan bahwa "Gliese 163c bisa berukuran 1,8 - 2,4 jari-jari Bumi, tergantung dari komposisinya, mayoritas batuan atau air."

Gliese 163c menerima cahaya dari bintangnya 40 persen lebih banyak dibandingkan Bumi. Jadi, Gliese 163c lebih panas. Sebagai perbandingan, Venus menerima cahaya Matahari 90 persen lebih banyak dari Bumi.

"Kami tak mengetahui karakteristik atmosfer Gliese 163c, tapi jika kita mengasumsikan bahwa atmosfer itu adalah scale-up dari Bumi, maka temperatur permukaannya sekitar 60 derajat Celsius," papar peneliti seperti dikutip Daily Mail, Rabu (5/9/2012).

Dengan temperatur itu, maka tak mungkin makhluk hidup kompleks seperti manusia dan hewan tingkat tinggi bisa hidup. Meski demikian, keberadaan mikroba yang mampu hidup di lingkungan ekstrim dimungkinkan.

Penemuan Gliese 163c menambah jumlah planet yang ada di zona layak huni, menjadi 6 buah. Bersama penemuan planet ini, ditemukan pula tetangga Gliese 163c, yaitu Gliese 163b yang mengorbit bintangnya dalam 9 hari serta 1 kandidat planet lain.

Observasi yang berujung pada penemuan Gliese 163c ini dipimpin oleh Xavier Bonfils dari  UJF-Grenoble/CNRS-INSU, Institut de Planetologie et d’Astrophysique of Grenoble, Perancis. 

(Sumber: Dailymail)

PLANET MIRIP BUMI INI MUNGKIN BISA DIHUNI?

PLANET MIRIP BUMI INI MUNGKIN BISA DIHUNI?
http://astronesia.blogspot.com/
Ilustrasi
Telah lama ilmuwan berupaya mencari potensi kehidupan ekstraterestrial (di luar Bumi). Untuk itulah ilmuwan dari National Aeronautics and Space Administration (NASA) melalui robot penjelajah Mars, Curiosity, telah meneliti tanah, udara dan bebatuan di Mars.

Kendati demikian, eksperimen Curiosity masih belum mampu memastikan apakah planet merah tersebut akan dapat dihuni oleh manusia di masa depan. Tak hanya NASA Curiosity yang melakukan penelitian di Mars, tim internasional dari University of Hertfordshire juga mengungkap temuan baru tentang planet yang kemungkinan layak huni.

Dilansir Independent, Rabu (19/12/2012), ilmuwan mengatakan, sebuah planet dengan kondisi yang bisa mendukung kehidupan, mengorbit matahari lain dan terlihat oleh mata telanjang. Salah satu dari lima planet mengorbit Tau Ceti, yakni sebuah bintang yang mirip dengan matahari di sistem Tata Surya.

Astronom mengestimasi bahwa planet-planet yang mengorbit Tau Ceti ini berukuran dua sampai enam kali lipat dari Bumi. Salah satu dari planet tersebut, dengan lima kali lipat massa Bumi, terletak di zona bintang layak huni.

Dikenal juga dengan sebutan Goldilocks zone, ini merupakan wilayah orbital yang tidak terlalu panas atau terlalu dingin. Sehingga, kondisi tersebut memungkinkan untuk munculnya air serta potensi kehidupan.

Karena sulitnya dalam mendeteksi planet ekstra-solar, sebagian besar planet tersebut ditemukan dengan tingkat massa yang tinggi. Keluarga planet Tau Ceti dianggap memiliki sistem solar massa terendah yang belum ditemukan.

Para peneliti menggunakan teknik sensitivitas tinggi dengan mengombinasikan data dari lebih dari 6.000 pengamatan. Pengamatan ini menggunakan tiga teleskop yang berbeda.

"Tau Ceti adalah salah satu tetangga kosmik terdekat. Planet ini memiliki cahaya yang kami dapat pelajari atmosfernya di masa depan," tutur James Jenkins, anggota dari tim internasional University of Hertfordshire.

Ia mengatakan, sistem planet ini ditemukan di sekitar bintang terdekat, yang juga dekat dengan matahari di sistem Tata Surya. Ini menandakan bahwa sistem planet ini umum atau serupa dengan galaksi Bima Sakti.

Sumber: Okezone.com

PLANET TERJAUH DARI BINTANGNYA BERPOTENSI "LAYAK HUNI"

PLANET TERJAUH DARI BINTANGNYA BERPOTENSI "LAYAK HUNI"
Ilustrasi
-Peneliti dari Pennsylvania State University (USA) meneliti tentang zona layak huni (habitable zone) di luar angkasa untuk planet bertipe Bumi. Menggunakan penelitian yang berkaitan dengan molekul air dan karbondioksida, peneliti menyimpulkan bahwa planet masih tetap dapat berpotensi "layak huni" ketika ia jauh dari matahari.

Dilansir Spacedaily, Selasa (12/2/2013), penelitian ini penting untuk merencanakan proyek masa depan untuk mencari planet ekstrasolar. Namun tampaknya peneliti masih terkendala pada teknologi, karya penulis, serta kritik mengenai penelitian tersebut.

Salah satu poin pendorong untuk pencarian planet di luar sistem tata surya ialah bergantung pada apa yang peneliti telah temukan saat ini. Jumlah planet asing ini, yang biasa disebut "dunia baru" telah tumbuh secara cepat.

Hampir 700 objek diidentifikasi sebagai exoplanet di sekitar bintang. Lebih dari 2.000 kandidat, ditemukan melalui bantuan teleskop luar angkasa Kepler.

Posisi planet yang disebut "zona layak huni", menjadi kriteria seleksi. Zona tersebut merupakan wilayah luar angkasa di sekitar bintang, di mana planet dari massa Bumi dan komposisi serupa atmosfer (nitrogen, air, karbondioksida) bisa memunculkan zat cair di permukaannya.

Ilmuwan mengatakan, tidak ada zat cair di permukaan dari dua planet terdekat Bumi, yakni Venus dan Mars. Tidak hanya temperatur bintang, tetapi juga komposisi dan properti atmosfer mempengaruhi batasan zona layak huni.

Penelitian ini juga menggunakan data dari jarak antara Bumi dengan Matahari, yaitu 1,5 juta kilometer. Tim peneliti dari Pennsylvania State University, NASA, Washington University dan University of Bordeaux meragukan model penelitian sebelumnya di 1993.

Model sebelumnya meramalkan bahwa perbatasan zona layak huni internal dan eksternal dari Matahari, berada di antara 0,95 dan 1,67 unit astronomi. Peneliti saat ini ingin memperbarui ketidakakuratan ini, dengan menggunakan data penyerapan radiasi solar.

Sumber:Okezone.com

TEORI PEMBENTUKAN PLANET SERUPA BUMI DITANTANG

TEORI PEMBENTUKAN PLANET SERUPA BUMI DITANTANG
ISO-Oph 102, tampak di tengah, ditandai dengan palang.
Sebuah temuan baru menantang teori pembentukan planet batuan, termasuk Bumi.

Tata Surya memiliki sejumlah planet batuan. Selain Bumi, ada Merkurius, Venus, dan Mars. Planet itu memiliki inti logam, berbeda dengan planet gas seperti Jupiter dan Saturnus.

Temuan tersebut menjadi petunjuk bahwa planet batuan di semesta lebih umum dari yang diduga. Hasil riset dipublikasikan di Astrophysical Journal of Letters, Jumat (30/11/2012).

Dalam riset tersebut, ilmuwan menggunakan teleskop canggih ALMA yang ada di observatorium di Cile, di atas gunung berketinggian 5.000 meter.

Penelitian dilakukan dengan mengamati katai coklat ISO-Oph 102. Katai coklat adalah benda langit serupa bintang, tetapi terlalu kecil untuk memiliki reaksi inti dan bersinar.

Teori tradisional tentang pembentukan planet batuan menyatakan, planet batuan terbentuk dari partikel di sekitar bintang yang bertumbukan. Partikel saling melekat dan tumbuh besar.

Pada katai coklat ini, ilmuwan menduga kejadiannya berbeda. Partikel sulit melekat karena terlalu jarang dan bergerak terlalu cepat. Penyatuan sulit dilakukan.

Namun, di sekitar wilayah ISO-Oph 102, ilmuwan menemukan benda padat yang berukuran cukup besar. Hal ini di luar dugaan.

"Butiran padat seukuran itu seharusnya tidak terbentuk di wilayah luar piringan sekitar katai coklat yang dingin. Namun, tampaknya itu memang terbentuk," kata Luca Ricci dari Caltech.

Ricci yang memimpin riset ini, seperti dikutip AFP, Jumat, mengungkapkan, "Kami tak yakin apakah planet memang bisa atau sudah terbentuk di sana, tapi kami melihat proses awalnya. Jadi, kita akan mengubah asumsi tentang kondisi yang diperlukan sehingga planet batuan bisa terbentuk." 

Sumber: Kompas.com

ILMUWAN BERHARAP TEMUKAN PLANET MIRIP BUMI DI TAHUN 2013

ILMUWAN BERHARAP TEMUKAN PLANET MIRIP BUMI DI TAHUN 2013
http://astronesia.blogspot.com/
ilustrasi
Usia bumi yang terus menua dan ancaman pemanasan global mendorong para astronomi untuk menemukan planet baru yang dapat dihuni. Pada tahun Ular Air ini para ahli dapat menemukan planet yang menyerupai bumi.

Dilansir dari Redorbit, Kamis (3/1/2013), para astronom masih mencari-cari planet yang dapat dihuni pertama -- Planet ekstrasurya (exoplanet) -- pada 2013.

Dalam beberapa waktu terakhir telah ditemukan sejumlah exoplanet yang memiliki ukuran, suhu permukaan, dan jarak bintang induknya yang sama, namun para ilmuwan belum benar-benar menemukan "planet menyerupai bumi".

Exoplanet ditemukan pertama kali pada 1995, dan sejak itu para ilmuwan berhasil menemukan 800 planet serupa. Meski banyak menemukan exoplanet yang berada dalam zona layak huni (Goldilocks) telah ditemukan, hingga kini ilmuwan belum mampu menemukan "kembaran Bumi".

Desember lalu, NASA mengumumkan Kepler Project, di mana para astronom mengonfirmasi temuan pertama mereka terkait planet yang mengorbit ke bintang yang menyerupai Matahari di zona layak huni.

Planet Kepler 22b, memiliki dua kali gravitasi Bumi, dan memiliki garis tengah dua kali lebih besar ketimbang Bumi. Planet tersebut diperkirakan berada sekira 600 juta cahaya dari Bumi dan memiliki potensi untuk menahan air.

Sementara itu, tim astronomi lain menemukan Tau Ceti, yang merupakan planet lain yang berada di zona layak huni dan berjarak 12 tahun cahaya.

Caleb A. Scharf, penulis Scientific American berasumsi bahwa mungkin tidak ada planet "mirip Bumi" namun di luar sana mungkin saja terdapat planet yang sama dengan Bumi.

"Kita seharusnya menahan nafas untuk menemukan planet lain seperti Bumi, namun kita harus mengharapkan keragaman yang menakjubkan dari tempat sana," tulis Scharf. "Saya tidak sabar untuk mengetahui bagaimana evolusi yang kompleks dan kasar  di dunia lain."

Sumber: Okezone

PENGAMATAN BARU MENGUNGKAPKAN PEMBENTUKAN PLANET GAS

PENGAMATAN BARU MENGUNGKAPKAN PEMBENTUKAN PLANET GAS
http://astronesia.blogspot.com/
Ilustrasi menunjukkan piringan gas dan debu kosmik di sekitar bintang muda HD142.527.
Para astronom yang melakukan observasi dengan Array Atacama LargeMillimeter / submillimeter (ALMAteleskop membantu untuk menjelaskan pembentukplanet aliran gas.Tim astronom internasional mempelajari bintang muda HD 142.527, dan mereka melihat tahap kunci dalam kelahiran planet raksasa untuk pertama kalinya.

HD 142.527 berjarak sekitar 450 tahun cahaya dari Bumi, dan dikelilingi oleh piringan gas dan debu kosmik. Disk berdebu dibagi menjadi 2 celah,bagian luar dan bagian dalam.Di perkirakan debu ini terbentuk akibat pembentukan planet gas raksasa yang membersihkan debu di dekat pusat bintangnya.

Disk bagian dalam setara dengan orbit Saturnus di tata suryasedangkan disc luarnyaberdiameter sekitar 14 kali lebih jauh.

Para astronom percaya bahwa planet raksasa tumbuh dan terbentuk dengan menangkapgas dari luar disk yang membentuk jembatan melintasi celah di disk.

"Para astronom telah memprediksi bahwa aliran harus adatapi ini adalah pertama kalinya kami telah mampu melihat mereka secara langsung," kata Simon Casassus,seorang profesor di Universidad de Chile yang memimpin studi baru."Berkat teleskopALMA barukita sudah bisa mendapatkan pengamatan langsung untuk menerangi teorisaat ini tentang bagaimana planet terbentuk!"

Tim menggunakan ALMA untuk melihat gas dan debu kosmik di sekitar bintang,membantu untuk memilih rincian halus dari apa yang bisa dilihat dengan teleskopsebelumnyaPengamatan ALMA ini membantu melihat melalui silau dari bintang yang mempengaruhi teleskop inframerah atau cahaya tampak.

Kesenjangan dalam disk berdebu sudah diketahuitetapi mereka juga menemukan gasmenyebar tersisa di celahdan aliran padat dua gas yang mengalir ke disk luar.

http://astronesia.blogspot.com/
Pengamatan ALMA menunjukkan piringan gas dan debu kosmik di sekitar bintang muda HD 142.527.
"Kami berpikir bahwa ada sebuah planet raksasa yang tersembunyi di dalam.Planet-planet tumbuh dengan menangkap beberapa gas dari disk luar,"kata Sebastián Pérez,anggota timyang juga di Universidad de Chile.

"Para astronom telah mencari gas ini untuk waktu yang lamanamun sejauh ini kami hanya memiliki bukti tidak langsung untuk ituSekarangdengan ALMAkita bisa melihatnya secara langsung"kata Gerrit van der Plasseorang anggota tim diUniversidad de Chile.

Tim menulis tentang temuan mereka dalam sebuah makalah berjudul "Arus gas melalui celah protoplanet", yang diterbitkan dalam jurnal Nature.

Sumber: Redorbit.com

STUDI BARU MENEMUKAN BAHWA BINTANG KERDIL COKLAT BISA MEMBENTUK PLANET MIRIP BUMI

STUDI BARU MENEMUKAN BAHWA BINTANG KERDIL COKLAT BISA MEMBENTUK PLANET MIRIP BUMI
detail berita
Bintang ISO-Oph 102
Pengamatan terhadap bintang yang disebut sebagai kurcaci coklat mengindikasikan potensi terbentuknya sebuah planet seukuran Bumi. Petunjuk mengenai terbentuknya planet tersebut terlihat dari butiran-butiran padat di sebuah cakram sekeliling bintang itu.

Dilansir dari Live Science, Senin (10/12/2012), bintang tersebut bernama ISO-Oph 102 dan berjarak 400 juta tahun cahaya dari Bumi. Bintang itu disebut bintang gagal karena diduga hanya memiliki sedikit partikel debu dan bergerak terlalu cepat untuk menggerakkan proses pembuatan planet.

Teori pembentukan planet yang ada saat ini mengatakan bahwa planet berbatu terbentuk seiring butiran-butiran padat yang mengorbit sebuah protobintang (salah satu tahap pembentukan bintang), saling bertabrakan dan melekat.

"Kami sangat terkejut telah menemukan butiran padat dalam ukuran milimeter di dalam cakram kecil itu," ujar pimpinan penelitian tersebut, Luca Ricci.

"Butiran padat seukuran itu mestinya tidak bisa terbentuk di wilayah dingin luar sebuah cakram, di sekeliling kurcaci coklat. Tapi tampaknya kini mereka bisa terbentuk," imbuhnya.

Namun Ricci tidak dapat memastikan bahwa proses tersebut bisa menghasilkan sebuah planet berbatu yang utuh. Hal yang terlihat saat ini adalah langkah pertama menuju ke sana.

Sumber: Okezone.com

DITEMUKAN BINTANG BARU DIKELILINGI 7 PLANET

DITEMUKAN BINTANG BARU DIKELILINGI 7 PLANET
http://astronesia.blogspot.com/
Ilustrasi bintang HD 10180 yang dikelilingi setidaknya 7 buah planet.Para astronom Eropa menemukan sebuah bintang yang dikelilingi tujuh planet. Ini merupakan penemuan eksoplanet terbesar sejak 15 tahun lalu. Bintang ini mirip dengan sistem tata surya. Meski begitu, belum ditemukan bukti bahwa tata surya itu layak menjadi tempat tinggal manusia kelak.

Bintang itu adalah HD 10180, berada pada jarak 127 tahun cahaya dari Bumi di konstelasi bintang selatan Hydrus, ular air jantan, demikian laporan European Southern Observatory (ESO) dalam siaran pers Selasa (24/8/2010). Mereka mendeteksi lima planet besar, seukuran Neptunus, tetapi mengorbit dalam setahun antara enam hari dan 600 hari. Dua planet lain, yang satu seukuran Saturnus, mengorbit selama 2.200 hari.
Sedangkan planet lainnya, 1,4 kali massa Bumi, mengorbit bintang HD 10180 hanya dalam waktu 1,18 hari Bumi mengitari Matahari.

Jadi, ini merupakan sistem bintang dengan tujuh planet. Sedangkan sistem Matahari memiliki delapan planet.

Astronom ESO, Christophe Lovis, mengatakan, ”Kita tengah memasuki era baru penelitian eksoplanet, studi tentang sistem planet yang kompleks dan bukan planet satu per satu.” Menurut NASA, sejak 1995, terdeteksi 402 bintang dengan planet-planetnya. Sejauh ini tidak ada di antara planet-planet itu, meski mirip dengan Bumi, memiliki suhu yang memungkinkan adanya air dan kehidupan. (AFP/YUN)

KRAKTERISTIK PLANET CFBDSIR2149 YANG BARU DITEMUKAN

KRAKTERISTIK PLANET CFBDSIR2149 YANG BARU DITEMUKAN
detail berita
Planet CFBDSIR J214947.2-040308.9 (Foto: European Southern Observatory)Para peneliti dari University of Montreal (UdeM) yang bekerja dengan rekan-rekan dari Eropa menemukan sebuah planet yang tidak mengorbit pada satu bintang, dan planet itu dikategorikan sebagai planet yang terisolasi. 

Para peneliti yang memperoleh data dari Canada-France Hawaii Telescope (CFHT) dan European Southern Observatory Very Large Telescope (VLT) mengatakan, "Meskipun teori telah membentuk keberadaan jenis planet yang sangat dingin dan muda, namun salah satu planet itu tidak pernah diteliti sampai saat ini," kata astrofisikawan di UdeM, Etienne Artigau. Demikian dilansir dari Eurekalert, Jumat (16/11/2012).

Tidak adanya sebuah bintang yang bersinar di sekitar planet, sehingga memungkinkan tim untuk mempelajari atmosfer secara detail. 

Planet yang mengambang katanya, tidak memiliki ikatan gravitasi ke bintang," Selama beberapa tahun terakhir, beberapa objek dari jenis ini telah diidentifikasi. Namun, keberadaan mereka tidak dapat ditentukan," jelas seorang mahasiswa doktor fisika di UdeM, Jonathan Gagne. 

"Para astronom pun tidak yakin apakah mereka dikategorikan sebagai planet atau sebagai Brown kerdil (bintang gagal) yang tidak pernah berhasil memulai reaksi nuklir pada inti-nya," tambahnya.

Meski begitu, Gagne dan Artigau, bersama dengan Lison Malo dan Loic Albert merupakan astrofisikawan di UdeM dan Centre for Research in Astrophysics of Quebec (QRAQ) akhirnya mampu menemukan planet ini dengan bantuan astronom Prancis. Sedangkan, yang bertindak sebagai peneliti utama ialah Philippe Delorme dari  Laboratoire d'Astrophysique de l'Observatoire de Grenoble. 

Mereka menyebut planet ini dengan nama CFBDSIR2149 dan tampaknya menjadi bagian dari kelompok bintang yang sangat muda atau diketahui sebagai AB Doradus Moving Group. "Kelompok ini unik karena terdiri dari 30 bintang di mana memiliki usia yang sama, memiliki komposisi yang sama dan mereka bergerak bersama-sama. ini merupakan hubungan antara planet, dan AB Doradus memungkinkan kita untuk menyimpulkan usia dan mengklasifikasikan sebagai planet," jelas Malo. 

Saat meneliti, para peneliti memperoleh serangkaian gambar inframerah dari CFBDSIR2149 menggunakan CDHT dengan diameter 3.6 meter. Kemudian, mereka menggunakan VLT dengan diameter 8 meter untuk menyimpulkan massa, suhu, catatan khusus, dan umurnya. 

Planet ditemukan antara 50 dan 120 juta tahun, dengan suhu sekira 400 derajat celsius, dan memiliki massa empat sampai tujuh kali dari Jupiter. Sebagai catatan, objek yang memiliki masa lebih dari 13 kali massa Jupiter tidak dianggap sebagai planet namun lebih diklasifikasikan sebagai Brown kerdil. 

Menurut para peneliti, penemuan planet ini sangatlah penting dalam hal memahami kata "planet". "Planet berasal dari kata Latin planetus, yang awalnya berasal dari kata Yunani atau planeta. Kata ini memiliki arti benda bergerak atau mengembara, dengan begitu sebagai lawan dari bintang yang tidak bergerak," kata astrofosokawan di UdeM Oliver Hernandez .

Singkatnya, ini merupakan planet pertama yang terisolasi - mungkin terpental saat pembentukannya - yang tidak terikat oleh gravitasi untuk bintang namun masa, temperatur, dan usia telah memenuhi kriteria sebagai planet.

Penemuan yang telah dicari selama lebih dari satu dekade ini mendukung teori yang berkaitan dengan pembentukan bintang dan planet. Selain itu, mendukung teori yang menyatakan jenis objek yang terisolasi lebih banyak dari yang diyakini. 

sumber:Okezone.com 

PLANET BARU INI HIDUP MENYENDIRI

PLANET BARU INI HIDUP MENYENDIRI
Ilustrasi planet CFBDSIR J214947
-Astronom menemukan planet yang "hidup" sendiri tanpa mengorbit bintang apa pun. Planet berjarak 100 tahun cahaya dari Tata Surya itu seperti planet tunawisma, tak punya rumah.

Ia dinamai CFBDSIR J214947, dan diperkirakan berumur 50 juta-120 juta tahun. Suhu planet sekitar 400 derajat Celsius dengan berat 4-7 kali Jupiter.

Tim astronom dari University of Montreal (UdeM) ada di balik penemuan planet itu. Mereka menggunakan Canada-France-Hawaii Telescope (CFHT) dan Very Large Telescope (VLT) di European Southern Observatory di Cile untuk menemukan planet tersebut.

Itienne Artigau, astronom UdeM yang terlibat riset, mengungkapkan, "Obyek ini ditemukan saat memindai area langit yang ekuivalen dengan 1.000 kali permukaan bulan purnama."

"Kami mengobservasi ratusan ribu bintang dan planet. Namun, kami hanya bisa menemukan satu planet tanpa rumah di 'kampung' kita," tambahnya.

Menurut Artigau, selama ini astrofisikawan telah menduga adanya planet muda dan "tunawisma". Namun, penemuan ini menjadi bukti terkuat pertama yang berhasil ditemukan.

Penemuan CFBDSIR J214947 terdukung karena tak adanya bintang yang bersinar terang di sekitar wilayah planet ini berada.

Menurut astronom, planet ini sebenarnya terbentuk di dekat bintang tertentu. Namun, dalam proses pembentukannya, planet ini terlempar keluar sistem bintang itu.

Jonathan Gagni, ilmuwan yang juga terlibat penelitian, seperti dikutip Daily Mail, Kamis (14/11/2012), mengungkapkan bahwa penelitian pada planet itu akan membantu memahami planet yang memiliki orbit.

"Selama beberapa tahun terakhir, astronom banyak mengidentifikasi obyek serupa, tetapi eksistensinya tak bisa dibuktikan tanpa konfirmasi umurnya. Astronom tak yakin memasukkannya sebagai planet atau bintang katai coklat. Bintang katai coklat adalah bintang yang gagal karena tak pernah memulai reaksi intinya," kata Gagni. 

Sumber:Kompas.com

 

Copyright @ 2013 Rivaldy.H.